33 • ULAH RICO

17 4 0
                                    


" FELI MAU KE RUMAH SAKIT " ucap Feli setelah mendengar penjelasan Siska.

Melihat Feli yang seketika berdiri berniat pulang , Siska dengan sigap menahan lengan Feli.

" CEBONG JANGAN !! "

" TADI LO JANJI BAKALAN TENANG, GIMANA SIH AH. DAVID BAKALAN MARAH KALO LO KESANA APA LAGI MASIH JAM SEKOLAH, BELOM MULAI MALAH JAM SEKOLAH NYA " bentak Siska.

" Kok Siska ngebentak? " Jawab Siska dengan ekspresi manyun khas nya.

" Iya engga, makanya jangan gitu "

" Pulang sekolah juga gue bakalan ke rumah sakit buat ngejenguk, kalo emang Feli mau nanti kita kesananya samaan aja " lanjut Siska.

" Tapi David kabar nya gimana?? " Tanya feli.

" Belom tau, mungkin kak indah belibet ngurusin rumah sakit David, kerjanya sama baby Ica jadinya belom ngabarin lanjut nya gimana "

Feli mengangguk pelan.

Tidak lama setelah percakapan Feli dan Siska berakhir, Guru yang mengajar di mata pelajaran pertama hari ini memasuki kelas dan memulai kegiatan belajar mengajar .

Sepanjang waktu pembelajaran, Feli tidak dapat fokus tentang materi yang diberikan setiap guru.

. . .

Bel berbunyi, tanda akhir pelajaran pada hari ini telah tiba.

" SISKA AYOK !! " teriak Feli sembari memakai tas nya.

" Anjir pelan pelan, kaget gue "

" Cepetan Siska "

" Iya nih udah, ayo " jawab Siska sembari berjalan menyusul Feli yang sudah terlebih dulu berjalan menuju pintu kelas.

" naik apa kita? Feli gabawa kendaraan "

" Naik mobil, di anter Erik "

Feli mengangguk pelan.

Dalam perjalanan, Feli tak henti hentinya menanyakan tentang kejadian yang di alami kekasih nya itu.

. . .

" Makasih ay " ucap Siska pada Erik sembari menuruni mobil pacarnya itu.

" Makasi yah, YAUDAH SISKA AYO " Ucap Feli kemudian menarik lengan Siska.

Saat berada di lantai 3 rumah sakit tersebut, Feli dan Siska mendapati Ian dan Rico yang sepertinya sudah mau pulang.

Ian dan Rico tidak mengikuti pembelajaran di sekolah pada hari ini Karna dimintai oleh polisi untuk menjadi saksi atas kejadian pengeroyokan semalam, makanya ia lebih dulu melihat kondisi david hari ini.

" IAN !!! " Panggil feli

" DAVID GIMANA??! " Tanya Feli pada kedua pria di hadapannya itu.

Ian dan Rico saling bertatapan setelah mendengar pertanyaan gadis mungil di depannya itu.

" Kenapa diam anjir, David gimana? " Tanya Siska.

" Ian, Rico, David gapapa kan??!! " Lagi dan lagi Feli bertanya sebab kedua teman nya itu hanya diam tidak menjawab.

Menyaksikan tingkah kedua pria yang ia tanya itu membuat Feli semakin khawatir dan takut dengan kondisi david.

" U-um anuu--- "

" IH APA!!!?? "

" Dokter udah umm, dokter udah--- "

" Apaan sih lo, dokter nya udah apa?!!! " Tanya Siska, geram dengan Rico yang sangat lama berbicara.

Feli yang mendengar ucapan Rico itu sudah menunjukkan ekspresi putus asa dengan apa yang akan ia alami, mata nya sudah di penuhi oleh buih buih air mata, Pedahal rico masih belum menyelesaikan ucapannya.

" Dokter udah berusaha semaksimal mungkin dan--- "

" GAUSAH NGACO!!! " bentak Feli kemudian berlari menuju kamar rawat David.

Setelah Feli pergi, kedua pria itu tertawa puas berhasil mengerjai waketos sekolah nya.

Dan Siska yang melihat ulah keduanya itu merasa geram ingin marah tapi konyol juga melihat sahabatnya itu nangis dijahili dua pria tidak berguna ini.

" Lo pada ih, dimarahin David mampus " ucap Siska kemudian berjalan menyusul Feli.

. . .

Saat membuka pintu ruang perawatan David yang diberitahukan Siska tadi, Feli melihat hanya ada kak indah di dalam dengan posisi duduk sembari memegang kedua kepalanya yang lagi lagi membuat Feli semakin yakin dengan Isi kepalanya.

" Kak indah?? Kenapa nangis ih ga mungkin, ga ga gakkk "

" Gamauuu, David ih kenapa ninggalin Feli sihh !!! " Ucap Feli sembari memegang kedua bahu David yang sedang berbaring.

" Kak indah gausah sedih, David pasti balik kok, iyakan vid?? David jawab Feli dong "

Indah yang melihat aksi Feli itu tentu saja sangat terkejut, ditambah lagi dengan ucapan Feli yang mengatakan bahwa David tidak akan meninggalkan kita semua.

Melihat Siska masuk, indah langsung memberikan tatapan pertanyaan pada Siska terkait tingkah sang gadis mungil itu.

Feli yang sudah merasa sangat kehilangan itu kemudian berlutut dan menenggelamkan wajahnya pada kedua lipatan tangannya dan menangis tersedu sedu.

" Heyy kenapa Hmm? " Tanya seorang pria sembari memegang pundak Feli.

Feli yang mengetahui pemilik suara tersebut dengan cepat mengalihkan pandangannya menatap sumber suara.

" Da-david??! " Ucap Feli.

" Iya, kenapa nangis hmm? " Sahut David.

Indah dan Siska tersenyum melihat tingkah Feli yang begitu khawatir dan takut kehilangan David.

Feli memegang pipi David dengan kedua tangannya, memastikan bahwa ini bukan mimpi semata.

" David ga ninggalin Feli kan ?? " Tanya Feli

David tersenyum kemudian menarik Feli kedalam pelukannya.

" Siapa yang giniin kamu Hm? Kamu dijahilin Ian sama Rico iya?? " Tanya David sembari mengelus kepala Feli.

Mendengar kata dijahilin seketika membuat Feli sadar bahwa perlakuan kedua teman pria nya tadi itu hanya sebuah ulah rusuh manusia tidak berbobot itu.

" Udah gapapa, Berenti nangis nya yah " ucap David sembari bergeser agar Feli dapat duduk di sebelahnya.

" Oh iya nih, tadi dikasih puding coklat sama suster nya, sengaja ku simpan biar kamu juga bisa nyoba, enak bwuangeeettt "

" Yeee, masa ceweknya dikasih sisa sih dek " sahut kak indah.

" Makan ini dulu kak, nanti kalo David udah bisa keluar bakal David ajakin kuliner lagi. Iya kan sayang? " Jawab David.

Feli tersenyum geli mendengar panggilan sayang keluar dari mulut David.

Sedangkan Siska dan indah sangat bersyukur karna dipertemukan nya Feli dengan David, sebab sudah begitu banyak wanita yang mendekati David tapi tidak ada satu pun yang berhasil menaklukkan hati Adek kandung dari indah dan sahabat orok dari Siska itu.

. . .

FELISSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang