"Emang kita berapa lama di kampung, Bun?" Tanya seorang gadis tanpa mengalihkan pandangannya.
Yang dipanggil dengan sebutan 'Bun' itu menoleh ke arah sang gadis. "Seminggu lebih paling? Emangnya kamu nggak mau liburan gitu?"
Gadis itu menoleh ke arah Bunda-nya. "Kok lama banget sih, Bun, sampai seminggu? Nggak bisa dikurangin apa harinya?" Kesal gadis itu.
Sang Bunda menghela napas berat. Sudah biasa jika Anak gadisnya ini terus-terusan menolak ketika diajak pergi. "Bunda kangen sama Ibu Bunda yang ada di kampung, Cahya. Bunda mau sedikit lebih lama di sana. Lagian 'kan kita mau kurban sapi di sana atas nama kamu."
Gadis yang bernama Cahya itu perlahan mengulas senyum tipisnya. "Nanti Cahya bisa lihat sapi kurban Cahya nggak, Bunda?"
"Bisa dong, sayang... Makanya jangan protes lagi, ya? Di sana juga ramai, pasti kamu nanti ada teman mainnya."
"Oke, deh, Bun! Nggak sabar Cahya mau lihat sapi punya Cahya!" Ucap gadis itu dengan senang.
"Tapi Kak, Steven dan keluarganya juga ikut pulang ke kampung Mbah."
Ujar Bunda-nya.Cahya yang tadi menampilkan senyumnya kini sedikit memudar ketika mendengar ucapan Bunda-nya. "Steven ikut juga? Kenapa bisa?" Tanyanya sedikit lirih.
Reina—Ibunda Cahya, yang mendengar nada lirih dari bibir Anak gadisnya itu menghampirinya, mengusap lembut pundak sang Anak. "Nggak papa Kak, masa lalu lupain aja, ya? Dia mungkin memang bukan jodohnya kamu. Steven dan keluarganya juga ikut karena memang rencananya semua keluarga akan ngumpul dan nginep di rumah Mbah dalam waktu yang lama. Nggak papa, kan?"
Cahya mengangguk dan tersenyum, "Nggak papa kok, Bun, Cahya baik-baik aja."
"Yaudah, sekarang kamu siap-siap, ya? Nanti malam jam 2-an kita berangkat."
"Iya. Yaudah, Cahya ke kamar dulu." Gadis itu keluar dari dalam kamar Bunda-nya, dan menuju ke arah kamarnya untuk bersiap-siap.
Steven Alfarel Arefa, yang kerap biasanya dipanggil dengan nama depannya, yaitu Steven. Dia adalah sepupu sekaligus mantan pacar dari seorang Cahya Amelia Dinendra.
Tidak sedikit juga yang berpacaran dengan sepupu sendiri, bukan? Apalagi jika sepupunya tampan atau cantik.
Steven dan Cahya sudah menjalin hubungan 3 tahun lamanya. Namun, yang membuat mereka berpisah adalah karena Steven yang mengalami insiden yang sangat tidak diharapkan dengan Cellyn, teman lama Steven yang juga menyukai Steven.
Cukup rumit jika menjalin percintaan dengan sepupu kita sendiri.
Rasa sakit yang Cahya alami kini malah menjadi trauma. Trauma jika akan menjalin hubungan lagi dengan seseorang.
Namun tenang saja, Cahya tidak akan berlama-lama terjebak dalam trauma itu.
Cahya adalah gadis yang periang, ramah, dan juga sangat humoris, membuat laki-laki mana saja akan nyaman jika bersama Cahya.
•••••
Cahya dan keluarganya sudah berada di dalam mobil. Mereka akan menuju ke rumah Ibu dari Reina yang berada di Gombong, Jawa tengah.
Tepat saat ini pukul setengah tiga pagi, jalanan di waktu pagi tidak akan macet seperti siang atau malam hari, karena itu mereka berangkat pada pagi hari saja.
"Kakak... Al ngantuk..." Ucap bocah laki-laki yang duduk di samping Cahya.
Bocah itu adalah Altezza Javas Athaya. Adik kandung laki-laki Cahya. Bocah itu baru berumur 5 tahun yang masih menduduki bangku TK.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHYA & ADAM [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [15+] ----- Berawal dari seorang gadis yang pulang ke kampung halamannya, dan bertemu dengan seorang laki-laki yang mampu memikat hatinya pada pandangan pertama. Begitu pun juga sebaliknya. Laki-laki itu menyukai seor...