15. JALAN-JALAN

191 5 0
                                    

2 Minggu sudah berlalu, dan di hari-hari itulah ujian kelulusan telah dilaksanakan.

Hari ini, semua murid bernafas lega dan memekik senang ketika semua nama murid telah resmi lulus dari SMA Galaxy.

"Gila anjir, seneng banget gue! Akhirnya kita lulus woi!" Teriak Melly.

"Iya-iya, gue juga seneng!"

"Oh iya, prom night diadain kapan, ya?" Tanya Melly.

"Katanya sih lusa. Btw, nanti kita harus dandan cantik Mel, pasti nanti yang cowok outfit-nya pada keren-keren." Ujar Cahya sambil membayangkan seberapa tampannya para cowok-cowok nanti.

Melly memukul bahu Cahya.
"Sadar woi! Lo itu udah punya cowok! Masih aja ngebayangin cowok lain." Heran Melly dengan sahabatnya itu.

"Mumpung Adam lagi nggak ada, Mel."

"Emang cowok lo ke mana dah?"

"Ke ruang guru. Nggak tau disuruh ngapain." Jawab Cahya.

Melly mengangguk paham.
"Ca, nanti jalan-jalan ke mall, yuk! Sekalian beli baju buat prom night nanti." Ajak Melly.

"Gue udah punya banyak baju sih, tapi oke lah nanti kita pergi. Tapi gue harus izin dulu sama Adam."

"Iya gue tau. Tuh mumpung Adam-nya udah balik, lo izin sekarang gih!"

Cahya mengangguk, dan langsung menghampiri Adam yang tengah asik mengobrol dengan temannya.

"Adam!" Panggil Cahya.

"Kenapa?" Tanya Adam.

"Aku mau ngomong sama kamu."

Rizal—teman Adam, merasa tak enak karena berada di antara dua manusia tersebut. "Dam! Kalau gitu gue balik ke kelas gue, ya. Nggak enak ganggu lo sama cewek lo." Pamit Rizal yang dibalas anggukan oleh Adam.

"Kita ke taman." Adam menarik Cahya untuk ke taman.

Setelah sampai di taman, dua manusia itu langsung duduk di bangku yang berada di sana. "Mau ngomong apa?" Tanya Adam.

"Aku mau minta izin buat ke mall nanti pulang sekolah. Sama Melly kok!"

"Itu doang?" Adam menaikkan satu alisnya.

"Iya, emang kamu kira apa?"

"Bukan apa-apa. Kalau kamu mau pergi, yaudah pergi aja."

"Seriusan boleh? Kok kamu jawabnya kayak ketus gitu, sih?!"

"Lho? Siapa yang ketus? Aku ngomongnya biasa aja, lho. Kalau kamu mau pergi, ya, yaudah pergi aja, aku izinin." Heran Adam.

"Kamu mau selingkuh, ya?" Tanya Cahya menatap Adam dengan curiga.

Adam memasang wajah terkejutnya, "Astaghfirullahaladzim Cahya, kamu kok bisa mikirnya kayak gitu, sih? Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan lho, Ca."

Cahya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya, habisnya tumben banget kamu langsung ngizinin."

Adam menghela nafasnya berat. Ia menggenggam kedua tangan Cahya.
"Aku nggak pernah ada niatan mau selingkuh dari kamu. Aku juga udah cukup bisa milikin kamu. Aku langsung ngizinin, karena aku tau kamu juga butuh kebebasan sama temen-temen kamu. Aku nggak mau jadi cowok yang terlalu ngekang ceweknya." Jelas adam.

CAHYA & ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang