11. SUSAH PERCAYA

237 7 0
                                    

Hari ini adalah hari perjalanan Cahya dan keluarganya menuju Jakarta. Tadi sesudah berpamitan kepada kelurga di kampung dan juga para tetangga, Cahya dan keluarganya langsung pergi, karena hari masih pagi dan pastinya tidak begitu macet. Pasti akan memakan waktu yang banyak perjalanan dari kampung menuju ke Jakarta.

Cahya sempat kecewa karena pas berpamitan tadi Adam tidak ada di sana. Adam bilang, dia ada urusan dengan ustadz Derry dan juga Anaknya, Nara. Entah itu urusan apa Cahya pun tidak tahu. Tapi semoga saja, Adam menjaga jaraknya dengan Nara, dan masih mengingat Cahya sebagai kekasihnya.

Cahya berdecak kesal kala chat-nya dengan Adam sedari tadi belum dibaca oleh laki-laki itu. Sesibuk itu kah Adam sampai tidak sempat membaca pesan dari Cahya?

Isi pesan :

Cahya
adam|
adam|
p|
p|
p|
sibuk bngt smpe gbsa bales chat ya?|
aku tiba² kngn bngt tau sama kamu.|
mau ketemu kamu lagi):|
janji jaga hati ya? awas aja sampe cari cewek lain!!
05.17

"Bunda, kita kapan pulang kampung lagi?" Tanya Cahya tiba-tiba.

Reina tertawa mendengar pertanyaan Anak gadisnya itu. "Kamu kenapa sih, Kak? Udah kangen lagi nih, ya, sama Adam?"

"Iya, Nda. Cahya takut nanti Adam punya cewek lain." Lirih Cahya. Ia menunduk lesu.

Reina meredakan tawanya.
"Setau Bunda, Adam bukan tipe cowok yang cepet jatuh cinta sama cewek. Dan kamu juga tau 'kan, kalau Adam itu baru pertama kali jatuh cintanya sama kamu? Jadi kamu percayain aja sama Adam. Kalau kalian emang jodoh, pasti kalian bakalan disatukan lagi nantinya." Jelas Reina.

Cahya sedikit lega mendengar perkataan Bunda-nya. Sepertinya ia memang harus benar-benar percaya pada Adam. "Iya Bunda, Cahya percaya sama Adam."

"Nah, gitu dong!"

"Kak Cahya," Panggil Altezza.

Cahya menoleh. "Kenapa?"

"Daripada Kakak sedih-sedih terus, mending kita mabar ML aja." Usul Altezza.

"Yaudah ayo! Tapi kalau kamu kalah, jangan nangis, ya?" Ledek Cahya yang langsung mendapat geplakan dari Altezza.

"Sembarangan! Aku kalau kalah nggak pernah nangis!"

"Iya, deh, yang jagoan... Yaudah ayo!"

Dan mereka menghabiskan waktu di perjalanan dengan mabar Mobile legends.

•••••

"Terima kasih, kalau begitu Saya permisi dulu. Assalamualaikum." Pamitnya.

"Waalaikumsalam."

"Kak Adam, tunggu!" Belum sempat Adam melangkahkan kakinya meninggalkan Musholla, suara tak asing memanggilnya dari arah belakang.

"Ada apa?" Tanya Adam dengan sedikit sinis. Adam masih belum bisa menerima kejadian yang menimpanya saat di pantai waktu itu.

Nara tersenyum, kemudian menyerahkan rantang yang ia bawa. "Ini buat Kak Adam sama keluarga Kak Adam, jangan lupa dimakan ya, Kak!"

Sebenarnya Adam enggan untuk menerima pemberian Nara. Namun, jika ditolak rasanya tidak enak bukan? Ditambah ini di depan Ustadz Derry.

CAHYA & ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang