07. MARAH?

253 9 0
                                    

"Cepat bicara. Saya tidak mau lama-lama di sini."

Nara mengatur nafasnya terlebih dahulu. Ia harus mengutarakan perasaannya sekarang, sebelum ia keduluan oleh perempuan lain.

"Sebelumnya Nara minta maaf sama Kak Adam. Tapi Nara nggak mau sembunyiin ini lebih lama lagi."

Adam menaikkan satu alisnya, menyuruh Nara untuk melanjutkan pembicaraannya.

Nara mengangguk. "Nara jatuh cinta sama Kak Adam udah dari satu tahun yang lalu."

Adam masih menampilkan wajah datarnya. Namun siapa sangka, ia juga terkejut mendengar perkataan Nara yang sudah ia anggap sebagai Adik kandungnya sendiri.

"Kak Adam mau jadi pacar Nara nggak? Nara bener-bener cinta banget sama Kak Adam." Nara menunduk lesu.

Adam menggelengkan kepalanya. "Maaf, Saya tidak bisa."

Bahu Nara merosot tanda kecewa. Bukan jawaban ini yang Nara harapkan. "Kenapa, Kak?" Dengan berani Nara menatap mata tajam Adam dengan tatapan sendunya.

"Saya berterima kasih sama kamu karena kamu sudah berani jujur kepada Saya. Tapi Saya tidak bisa membalas perasaan kamu. Saya sudah mencintai perempuan lain, dan juga, Saya hanya menganggap kamu sebagai Adik Saya sendiri. Tidak lebih dari itu." Jujur Adam memberikan penjelasan dengan pelan.

Nara tersenyum getir. "Apa Cahya yang saat ini sedang Kak Adam cintai? Apa gadis itu yang berhasil mengambil cintanya Kak Adam? Benar 'kan, Kak?" Tanyanya dengan sedikit terisak.

"Iya, dia perempuan yang Saya cintai."

Nara semakin menangis dengan jawaban yang Adam kasih.

Adam sendiri tidak tahu harus apa. Perlakuan dan perhatian Adam kepada Nara selama ini hanya karena Adam sudah menganggap Nara seperti Adik kandungnya sendiri. Hal itu adam lakukan karena Adam pernah mendengar, bahwa Nara sangat ingin memiliki sosok Abang. Maka dari situ, Adam berinisiatif untuk memberikan perhatian kepada Nara layaknya seorang Kakak.

Tapi siapa sangka. Nara malah menganggap perlakuannya selama ini karena Nara kira Adam memiliki perasaan lebih kepada Nara, dan membuat Nara semakin yakin untuk jatuh cinta kepada Adam. Adam lah cinta pertama Nara.

Sedangkan Cahya? Ternyata dia lah cinta pertama Adam.

Sangat miris bukan? Cintanya ternyata selama ini tidak terbalaskan.

Nara melihat sosok gadis yang sangat tidak ia sukai tengah memandangi mereka berdua dari kejauhan. Arahnya dari samping, ia melihatnya lewat lirikan matanya.

Suatu ide licik terlintas di otak jeleknya. "Kak maaf, Nara harus lakuin ini."

Dan dengan tiba-tiba Nara mengecup bibir samping Adam dengan lancang.

Bukan di depan, melainkan di samping, yang hanya mengenai sedikit bagian bibirnya.

Tahu ngga maksudnya? - Author

Adam yang mendapati serangan tiba-tiba itu pun terdiam. Tubuh yang selama ini ia jaga agar tidak disentuh atau dicium oleh perempuan mana pun sekarang sudah hancur.

Ia sudah dinodai.

Adam buru-buru mendorong tubuh Nara hingga terjatuh. Masa bodo jika perlakuannya kepada gadis itu sangat tidak sopan. Ia tidak peduli lagi sekarang.

CAHYA & ADAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang