1 bulan sudah berlalu. Cahya sudah dari 2 Minggu yang lalu kembali bersekolah. Sebentar lagi hari kelulusan, jadi mereka akan mengerjakan ujian kelulusan 3 Minggu kemudian.
Bel istirahat sudah berbunyi. Para murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang terus meracau minta diisi.
Cahya dan sahabatnya, yaitu Melly, tengah memakan bakso yang menjadi makanan favorit mereka.
"Lo masih mikirin cowok lo itu?" Tanya Melly setelah memakan 1 bulatan bakso.
"Masih lah anjir! Kangen banget sumpah gue sama dia." Cahya mengelap bibirnya yang terkena kuah bakso dengan tissue.
'Eh mereka siapa ya jalan berdampingan gitu? Tapi diliat-liat cocok juga sih.'
'Yang cowoknya ganteng banget, tapi kalau yang cewek kayaknya kurang srek deh. Nggak cocok ah!'
'Cowoknya cool banget gila!'
'Seriusan mereka Anak pindahan di sini?'
'Bentar lagi 'kan kelulusan, kok tumbenan, ya, masih ada Anak murid yang pindah.'
'Aww, Mas-nya guanteng poll!!'
'Perutku kosong Mas, isi dengan kehangatanmu dong!'
'Sembarangan lu anjing!'
Terdengar bisikan-bisikan heboh dari para siswa dan siswi, membuat Melly dan juga Cahya pun penasaran.
Cahya menoleh ke orang yang menjadi sumber perhatian para murid di kantin.
Deg!
Cahya merasakan jantungnya yang berdebar dengan sangat kencang ketika tahu siapa orang itu.
"Kira-kira mereka siapa ya, Ca?" Tanya Melly.
"Mel, temenin gue ke toilet, yuk?" Pinta Cahya.
"Tumben lo! Yaudah deh ayo."
Cahya dan Melly berjalan ke arah toilet. Mereka sempat berpas-pasan dengan orang yang menjadi sumber perhatian para murid itu. Namun, Cahya mengabaikannya. Ia tidak menoleh ke orang itu sama sekali.
Sesampainya di toilet.
"Lo kenapa sih, Ca? Nggak biasanya raut wajah lo kayak gitu. Ada masalah?" Tanya Melly yang merasa heran dengan sahabatnya itu.
"Cowok tadi... Dia Adam, cowok gue yang selalu gue ceritain ke lo." Jawab Cahya dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"Seriusan lo?! Lah, terus lo kenapa nangis dah? Harusnya 'kan seneng kalau cowok lo nyamperin ke sini."
"Dia nggak sendiri Mel. Dia juga sama Nara, cewek gatel yang selalu deketin cowok gue. Gue nggak tau kenapa mereka bisa barengan pindah sekolah di sini." Ucapnya di sela-sela isakannya.
Melly sungguh tak tega dengan sahabatnya yang menangis itu. Ia menarik Cahya untuk ia peluk.
"Nggak papa Ca, mungkin cowok lo punya alasan kenapa bisa bareng Nara. Tadi juga gue liat cowok lo itu jaga jarak kok sama Nara." Ucapnya menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHYA & ADAM [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [15+] ----- Berawal dari seorang gadis yang pulang ke kampung halamannya, dan bertemu dengan seorang laki-laki yang mampu memikat hatinya pada pandangan pertama. Begitu pun juga sebaliknya. Laki-laki itu menyukai seor...