Cahya dan Adam berjalan dengan berdampingan. Tak ada yang membuka pembicaraan. Keduanya sama-sama diam sambil mengamati jalan yang mereka lewati.
"Aduh!"
Cahya tiba-tiba saja terjatuh kala kakinya tak sengaja tersandung dengan batu besar.
Untung saja jatuhnya dengan posisi duduk, tidak sedang mencium aspal. Bisa malu jika dia terjatuh dalam keadaan yang tidak aesthetic.
Adam yang mendengar keluhan itu menghentikan langkahnya. Ia melihat ke belakang. Mendapati Cahya yang tengah memijat kakinya.
"Kenapa bisa?" Tanya Adam menghampiri Cahya.
"Maksudnya?" Tanya Cahya tak mengerti.
Adam menghela napasnya berat. "Kenapa bisa jatuh?"
"Ya mana gue tahu!" Ketus Cahya. Menurut Cahya, Adam ini terlalu berbelit-belit jika berbicara.
"Sini Saya bantu." Adam berusaha membantu Cahya untuk berdiri.
Cahya yang merasakan sakit ketika kakinya didirikan itu menjatuhkan dirinya lagi. "Kaki gue sakit banget, hiks..." Tak sadar, Cahya menangis.
"Jangan cengeng! Kaki kamu hanya lecet sedikit." Balas Adam datar.
Cahya menghentikan tangisnya. Hanya nangis biasa, bukan nangis lebay.
"Lo itu bisa gak sih nggak usah datar-datar amat? Muka lo kayak triplek jadinya!"
Bukannya menjawab, Adam malah menggendong Cahya tiba-tiba.
"Tidak usah banyak bicara. Dan maaf karena Saya sudah lancang menggendong kamu."Cahya yang tubuhnya mendadak terangkat seperti itu refleks mengalungkan kedua tangannya di leher Adam. "Lo ngapain anjir? Turunin gue!"
"Kalau Saya turunin, memangnya kamu sudah bisa berjalan? Kaki kamu sudah sembuh? Secepat itu?"
Kalah sudah Cahya pada Adam. Cahya menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher laki-laki itu dengan lancang. Wangi.
'Kok bisa nyaman banget kayak gini sih?!'
"Adam,"
Adam hanya berdehem membalasnya.
"Emang gue nggak berat?" Tanya Cahya."Tidak."
"Lo deg-degannya kenceng banget. Punya penyakit jantung lo, ya? Turunin gue aja deh!"
'Sial! Pakai ketahuan segala lagi.'
"Saya bilang tidak usah banyak bicara."
"Adam,"
Nah, kan. Baru dibilang jangan banyak bicara, eh, malah dia-nya manggil lagi.
"Kenapa?" Tanya Adam berusaha sabar.
"Lo kok bisa ganteng banget, sih?"
Adam menghentikan langkahnya. Ia menatap mata sendu Cahya dengan dalam. "Kamu barusan ngomong apa?"
"Kenapa lo bisa ganteng? Kenapa emangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHYA & ADAM [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [15+] ----- Berawal dari seorang gadis yang pulang ke kampung halamannya, dan bertemu dengan seorang laki-laki yang mampu memikat hatinya pada pandangan pertama. Begitu pun juga sebaliknya. Laki-laki itu menyukai seor...