"Disini, temenin gue." pinta taehyung pelan. Jennie jadi tidak bisa berkutik.
Mau tidak mau karena rasa pertanggung jawaban, jennie harus berakhir menemani taehyung. Ini kedua kalinya mereka bersama di dalam UKS.
Jennie merasakan sentuhan tangan taehyung yang panas. Refleks ia memegang kening taehyung.
"Lo demam." ujar jennie saat mengetahui suhu badan cowok itu panas.
Taehyung tak menjawab, ia hanya bergeming dan memilih memejamkan matanya.
Karena jennie mempunyai rasa peduli, ia mengambil handuk kecil di lemari kaca tepat dibelakang jennie duduk, juga mengambil sebuah wadah, karena tidak ada air, jennie menuangkan air bekas taehyung minum tadi ke dalam wadah. Menempelkan handuk basah di kening taehyung. Berharap dengan cara ini suhu badannya kembali normal.
Taehyung tersenyum kecut melihat tatapan kasihan dan iba jennie Sungguh, dia tidak ingin terlihat lemah apalagi di hadapan cewek. Tapi taehyung sangat muak melihat tatapan orang-orang seperti itu.
"Jangan natap gue kayak gitu."
"Kenapa? Gue natapnya biasa aja perasaan, gue nggak natap lo sambil melotot. Emang mau lo gue pelototin?" kata jennie sedikit ingin menghangatkan suasana.
"Gue nggak lagi pengen bercanda."
"Oke."
Ingin sekali Jennie menanyakan ke taehyung tentang mengapa dia sampai bisa di operasi? Apa penyakitnya begitu membahayakan? Namun sepertinya tidak usah, lagipula jungkook dan jin yang notabenenya adalah teman dekat taehyung saja tidak diberi tahu, bagaimana dengan orang asing seperti jennie? Taehyung juga tidak boleh memberitahukan ke orang-orang tentang operasinya, mungkin taehyung tidak ingin mengulik hal itu.
Seketika memori kejadian malam hari saat kecelakaan itu teringat. Tubuh taehyung terbanting menghantam pohon besar. Dengan kaca spionnya yang pecah. Juga sakit kepalanya yang sekarang belum sembuh.
Taehyung yang harusnya menjalani masa penyembuhan setelah operasi malah kepalanya terbentur akibat jennie yang menyeberang tidak lihat jalan. Ya, meskipun tidak sepenuhnya salah jennie karena taehyung juga mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Tapi karena jennue tidak ingin memperumit maka biarlah Jennie yang bertanggung jawab. Kejadian itu membuat ingatannya melayang pada 8 tahun lalu, kecelakaan yang harusnya juga merenggut nyawa jennie. Ia mendengus, matanya memerah, hatinya menahan sesak, mendongakkan wajahnya agar air matanya tidak jatuh. Sungguh, Jennie sangat menyesal dan rasanya hampir mati mengingat kejadian itu. Harusnya Tuhan juga mencabut nyawanya malam itu.
Ngomong-ngomong tentang lelaki yang waktu malam itu Jennie temui di sebuah club malam dan lelaki yang berlari menjauh dengan wajah ketakutan saat jennue kejar sebenarnya lelaki itu siapanya irene? Dari fotonya, lelaki itu terlihat akrab dengan irene. Tapi tenang saja, Jennie akan mengulik lebih jauh kasus irene sendiri. Ia tidak percaya sepenuhnya pada polisi. Bahkan polisi bilang itu hanya kasus bunuh diri pada umumnya, bukan kasus pembunuhan. Tapi jennue tak percaya, tidak mungkin sahabatnya melakukan hal itu.
Dering ponsel milik jennie membuyarkan lamunannya. Hal itu juga membuat taehyung membuka matanya. Mengerutkan keningnya saat sebuah nomor tidak dikenal menghubunginya.
"Halo? Ini siapa?" tanyanya pada orang diseberang telepon.
"Hai, bidadarinya Galang." ia terkekeh di seberang sana.
Jennie sempat berpikir sejenak, merasa tidak asing dengan suara dan panggilan itu, "Siapa?"
"Aduh, masa lupa orang seganteng dan semanis Galang."
"Galang?"jennie masih menimbang-nimbang.
Mendengar nama adiknya disebut, taehyung langsung menoleh. Ia menatap heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL TAKE REVENGE ON YOU [HIATUS]
Fiksi Penggemartaennie [WAJIB FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!!MAKASIH🙇♀️] Jennie Verina Rodriguez pindah ke sekolah SMA Atmajaya, kepindahannya bukan karena tak beralasan. Jennie ingin tahu siapa orang yang membuat sahabatnya terkapar di rumah sakit selama dua t...