3. Because of That Kim's Name

600 81 4
                                    

Di suatu tempat, dua orang tengah menenggak soju. Yang satu sudah mabuk berat, yang lain masih sadar.

Mereka adalah Jackson dan Lisa, mereka merayakan kemalangan Jackson. Minum ditempat murah, beberapa botol soju mengalir ditenggorokan mereka. Berbeda dengan Jackson yang sudah teler, Lisa disana mentertawakan temannya yang ftustasi. Bukan teman yang baik memang, wanita itu terbahak diatas penderitaan Jackson.

"Untuk apa kau bersedih, dude? Itu hanyalah perusahaan kosmetik biasa, bukankah portofoliomu menyebutkan kau layak mendapatkan pekerjaan diperusahaan yang lebih besar?" Ingin sekali Jackson memukul wajah Lisa, tidak peduli dia wanita ataupun pria. Tapi dia pasti K.O sebelum melayangkan pukulan, wajahnya yang tampan dan kusut akan menjadi tempat kaki Lisa untuk bersinggah dan sapaan kaki Lisa bisa membuatnya tak sadarkan diri selama dua hari.

Jackson tidak mau itu terjadi, biar sajalah wanita gila ini terus mengoceh.

Lisa menenggak sojunya lagi sampai gelas yang kesekian sudah habis, ia akan mengambil botol dan akan menuangkan kembali ke gelasnya, tapi tidak ada yang keluar dari botol tersebut. Itu membuatnya kesal,

"Haissh..! Kenapa orang-orang bermarga Kim selalu membuatku kesal!" Lisa berteriak frustasi, dia kesal sekali dengan kejadian hari ini. Belum pernah ada yang menolaknya untuk bekerja, orang-orang akan memohon demi bekerja sama dengannya. Semenjak dia memutuskan untuk berhenti menjadi fotografer di Hollywood, semua orang seakan melupakannya.

Sebenarnya wanita itu tidak perlu lagi bekerja, harta dia sudah banyak. Lisa hanya ingin membuat marah beberapa orang tua yang ada di Swiss. Sebelum keberangkatannya ke Korea, dia sempat bertengkar hebat. Lisa tak pernah mau membicarakan hal pribadinya bahkan kepada orang terdekatnya, ia selalu bersikap misterius.

"Kau tahu, LM? Terkadang, sebagai manusia kita perlu memiliki tujuan dalam hidup! Meskipun roda kita tidak selalu berputar ke atas, kita tetap harus mencapai kemana kita akan berhenti," Lisa memperhatikan dengan raut muka jijik pada Jackson yang meracau karena sudah mabuk berat. "Jangan seperti orang-orang kaya itu, mereka membeli roda mereka sendiri jika roda yang sudah Tuhan atur mengalami masalah. Mereka sampai tujuan dengan mengendarai uang, mereka—"

Lisa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya melihat Jack yang mabuk sedang gila.

Tapi kemudian dia merenung, tersadar sesuatu dari perkataan Jack. Tujuan yang sebenarnya belum ia capai, dia memiliki roda untuk berputar tapi dia tidak memiliki tujuan dalam hidupnya. Ia merasa, kehidupan bebas adalah pilihannya, semakin bertambah usianya, semakin dia akan berbuat nekat.

"Yah!! Dude, kau harus sadar jika tidak mau meninggal dalam perjalanan pulang!" Lisa membentak pada Jackson yang sudah tertidur dengan posisi kedua lengannya menjadi bantalan di atas meja. Lisa melihat sekeliling, dia mendesah karena melihat beberapa orang di tenda kedai soju ini wajahnya terlihat memiliki masalah semua.

"Sudahlah, aku akan menghubungi adikmu untuk menjemput kau disini!" Lisa mengambil ponselnya disaku, tepat saat dia membuka layar kunci, satu notifikasi muncul dilayarnya. Lisa tidak membuka pesan itu, ia hanya tersenyum kecut sebelum membuka aplikasi kontak dan mencari nama salah satu keluarga Jackson.

"Memang semua orang bermarga Kim menyebalkan!" gerutunya lalu membawa ponsel itu ke telinganya.

---

Gwanghaegun Palace, Seoul.

Pukul sepuluh malam, Jennie sudah berada didepan meja riasnya. Gadis bertubuh kecil itu mengoleskan body lotion dengan aroma mawar diseluruh tubuhnya, tak lupa ia menyemprotkan Parfume Chanel No. 5 ke lehernya.

Jennie mengenakan gaun tidur sutra bewarna hitam, siapapun akan berpikir bahwa dia tengah menjadi penggoda tapi di Apartemennya tidak ada siapapun orang. Hanya dia dalam kesunyian yang diciptakannya sendiri. Terkadang ia berpikir, ada baiknya jika memiliki pasangan tetapi dia terlalu malu dan kejam saat seseorang ingin mendekatinya. Bukan maksud menjauhkan orang yang ingin lebih dekat dengannya, Jennie lebih berhati-hati dalam memilih lingkaran pertemanan ataupun teman hidup. Semua orang punya sifat dengki, keserakahan akan dunia membawa dampak buruk bagi rasa kepercayaan dirinya kepada orang-orang baru. Dia bahkan tidak percaya pada Keluarga Kim, itulah alasan Jennie memilih pergi dari kediaman Kim dan tinggal sendiri.

KIM'S HAPPENEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang