tanpa kata

404 7 0
                                    

Sagara tersenyum sesekali menjabat tangan para tamu yang hendak menyalaminya dan memberikan selamat atas pernikahannya dengan gadis yang tengah berdiri di sebelahnya 'Kaluna Windi Cetta'  gadis cantik yang kini menyandang status sebagai istrinya, setidaknya untuk saat ini.

Flashback on

Sagara berdiri tegak setelah sejak tadi ia hanya terdiam mendengarkan pembicaraan orang tuanya dengan orang tua Luna

"Kenapa tiba-tiba? Ini saga gak tahu sama sekali loh?" Ucap Sagara masih menahan emosi, Sagara memang cukup mengenal Kaluna namun hanya sebatas itu, bahkan hubungan keduanya pun tidak terlalu dekat dan dengan tiba-tiba kedua keluarga tersebut sudah membahas mengenai rencana pernikahan mereka? Sungguh ia tidak habis pikir.

"Loh, papi sama mami udah siapin ini dari lama kok jadi bukan mendadak dong" ucap lelaki paruh baya yang menyandang status sebagai ayahnya.

"T-tapi.."

"Saga, ini bukan sebuah hal yang harus didiskusikan apalagi diperdebatkan, pernikahan ini adalah perintah jadi kamu tidak bisa membantah ataupun menolak" final sudah perkataan Seorang Anggara, ayah dari Sagara menutup cepat segala jenis penolakan yang akan Sagara lontarkan.

Sagara melangkah pergi keluar ruangan kerja ayahnya, rasanya jika berlama-lama disana ia bisa meledak karena emosi, dengan langkah pasti ia berjalan menuju taman belakang rumahnya dibelakangnya seorang gadis mengikutinya tanpa ragu meskipun si gadis tahu Sagara sedang dalam mode tidak baik-baik saja.

"Kok lu bisa gak nolak si lun?" Pecah sudah emosi Sagara mata sipitnya menatap tajam kedua mata indah milik Kaluna. Bagaimana pun juga ia tetap marah karena baginya ini tidak adil.

"Gimana bisa gue nolak, ini sangkut pautnya ke perjanjian antar dua keluarga" jawab Luna santai.

"Ya lu bisakan bilang lu udah punya pacar atau apalah gitu?"

"Gak bisa sa, sama halnya sama apa yang tadi lu lakuin gue pun berakhir sama"

"Arghhhh, terus gue sama Azel gimana?"

Keduanya terdiam cukup lama, sibuk dengan pikiran masing-masing yang entah sampai kapan akan terus keduanya pikirkan, hingga tiba saat dimana Kaluna membuka pembicaraan.

"Gimana kalo gini aja, lu sama Azel tetap sama hubungan yang sama  dan kita tetap nikah"

"Hah?"

"Maksudnya, lu bisa tetap jalin hubungan lu sama Azel plus status kita tetap menikah, tapi gue harap hubungan lu sama Azel gak ketahuan karena ya, lu tau kan konsekuensinya"

"Terus Melvin? Lu tahu kan dia sama gue gak akur"

"Masalah Melvin biar jadi urusan  gue"

Dan begitulah akhir dari percakapan keduanya malam itu

Flashback end




Sagara memandang lurus kearah seorang gadis yang masih menatapnya dengan mata berkaca, Azel, gadis itu berdiri disana dengan segala emosi yang bercampur menjadi satu mengingat betapa hancurnya ia mengetahui fakta bahwa kekasihnya telah menikah dengan perempuan lain, kenangan akan kebersamaan mereka seakan kembali terputar bak kaset rusak diotak keduanya.

Ingin rasanya Sagara  beranjak dari tempatnya dan memeluk wanitanya dengan erat namun baru saja ia akan melangkah lengannya di genggam erat oleh Kaluna.

"Please, jangan kemana-mana orang-orang bisa curiga sa" bisik Luna sepelan mungkin namun masih bisa terdengar olehnya dan perkataan itu otomatis membuat langkah Sagara terhenti.

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang