Kaluna melajukan mobilnya perlahan, menikmati suasana malam yang baginya cukup indah, setidaknya walaupun sepanjang hari ini mungkin terasa sangat buruk, ada satu hal indah untuk menutup harinya.
Setelah menangis bersama Hazel tadi, ia memilih untuk pergi bersama Selena ke mall bagi Selena untuk menghibur seorang Kaluna cukup membawa anak itu pergi mengelilingi Mall sambil berbelanja, lalu banyak menonton film-film terbaru dan berakhir dengan berburu kuliner, cara itu adalah cara terampuh yang bisa Selena lakukan.
Perjalanan yang harusnya ditempuh Kaluna hanya 30 menit kini bisa memakan waktu hingga satu jam lamanya, sepertinya wanita itu terlalu menikmati suasana malam hingga tanpa ia sadari perjalanannya sudah lebih dari seharusnya.
Setelah sampai di apartemennya ia merapihkan semua belanjaan yang tadi sempat ia beli, entah kenapa langkah kakinya seperti lebih ringan dari sebelumnya.
Luna tengah terduduk di sofa ruang tengahnya dengan semangkuk salad buah serta jus strawberry yang menjadi menu kesukaannya.
Klik..
Pintu apartemennya terbuka menampilkan lelaki dengan kemeja dan dasi yang berantakan lengkap dengan wajah lesunya, untuk kali ini Kaluna enggan untuk memperhatikan lelaki itu, bahkan sedari pagi setelah kejadian itu keduanya bahkan tidak bertegur sapa, Sagara yang merasa tubuhnya sudah sangat lelah pun memutuskan untuk pergi membersihkan diri.
Setelahnya Sagara turut duduk disamping Kaluna, kaluna masih mengacuhkannya dan sibuk menonton drama Korea yang belakangan sedang ia ikuti ditambah mulutnya masih penuh dengan buah-buahan.
"Lu udah makan malem?" Tanya Sagara, sementara kaluna hanya menyodorkan mangkuk salad seakan menunjukkan bahwa salad itu adalah menu makan malamnya.
Keduanya kembali terdiam, Sagara yang lelah pun hanya menyenderkan kepalanya di sandaran Sofanya dan memejamkan matanya.
"Kalo lu capek, tidur aja dikamar, biar gue yang tidur disini" ucap Kaluna matanya masih menatap layar televisi.
Tanpa aba-aba Sagara justru mendekap tubuh Kaluna, kepalanya ia letakkan di perpotongan lehernya.
"Gue bukan Azel, jadi gak usah gini" ucap Kaluna datar, bukannya melepaskan Sagara justru semakin erat memeluk pinggang Kaluna.
"Gue juga tahu, bentar aja ya kal" pinta lelaki itu lemah, sungguh ia benar-benar sedang sangat lelah dan butuh tempat untuk bersandar.
Kaluna yang semula memegang mangkuk pun meletakkannya diatas meja dan beralih menyambut pelukan suaminya itu.
"Gue gak tahu Sa, gue gak tahu harus ngerespon lu kaya gimana? Di surat perjanjian yang lu buat kita gak boleh bersentuhan tapi lu duluan yang mulai Sa"
"Maaf, maaf bikin lu bingung, maaf.."
"Inget sa, lu punya Azel, dia sebaik itu jangan lu sakitin" lirih Kaluna, mengingat hari ini pertemuannya dengan Azel, serta bayang-bayang senyum gadis cantik itu.
Sagara melepas pelukannya dari Kaluna dan berjalan pergi menuju kamar tanpa mengatakan apapun, bahkan Sagara menutup pintu kamarnya cukup keras.
Kaluna sudah duduk manis di pantrynya dengan segelas ice kopi dan sepiring roti panggang tangannya sibuk membalikkan halaman di layar tabnya, untuk membaca ulang laporan-laporan praktikum dan laporan hasil untuk penelitiannya.
Sementara Sagara baru menyelesaikan ritual mandinya terlihat dari rambutnya yang masih basah dan hanya memakai jubah mandi.
Ia menatap heran kearah kaluna, pasalnya ini masih sangat pagi dan sudah ada segelas es kopi, mungkin bila itu adalah kopi hangat Sagara masih bisa mengerti tapi ini es kopi dipagi hari?
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA
Teen Fiction"Lo gak seharusnya hadir di hidup gue lun!"-saga "Harusnya gue gak jatuh terlalu dalam ke pelukan Sagara"-luna kisah tentang mereka yang menggantungkan mimpinya hanya demi keinginan keluarga mereka, membuat banyak hati hancur, membuat banyak luka ya...