Kaluna membuka kedua matanya perlahan, ia raih ponselnya yang berada di nakas, jam menunjukkan pukul 18.00 dengan segera ia bangkit dari tidurnya, menuju keruang tengah dilihatnya tumpukkan buku masih berserakan disana dengan hembusan nafas panjang ia berjalan mendekati buku-buku it, gadis itu kembali meraih tumpukkan buku-bukunya dan kembali mengerjakan tugas-tugas yang sempat ia tinggalkan tadi.
Waktu menunjukkan waktu tengah malam dan kaluna masih belum beristirahat sedari sore tadi padahal ia sangat sadar bahwa tubuhnya sudah sangat lelah dan butuh banyak beristirahat, tanpa ia sadari Sagara sudah kembali ke apartemen mereka ia sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya berada, memperhatikan Kaluna dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan.
'gue beneran akan bikin lu sakit ya lun?' batinnya.
Erlangga menghadang langkah Sagara yang ingin menaiki motornya.
"Lepasin" ucap Erlangga to the point, dan Sagara tahu pasti kemana arah pembicaraan ini berujung.
"Lu pikir semudah itu? Lo gak tahu apa-apa Lang"
"Lu yang gak tahu apa-apa Gar, dengan lu kaya gini ke dia lu bikin luka baru dihidupnya dia"
"Maksud?"
"Lu bakalan ngerti maksud gue, tapi sebelum itu biarin dia bahagia Gar, udah cukup dia rasain banyaknya luka"
Diam, keduanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing.
Setelahnya Erlangga pergi meninggalkan dirinya dengan banyaknya pertanyaan, ingin rasanya ia bertanya pada Erlangga maksud dari semua yang lelaki itu katakan namun belum sempat ia bertanya Erlangga sudah jauh meninggalkannya.
Dibelakangnya ada Alaska yang sedari tadi memperhatikan kedua sahabatnya ia enggan untuk menghampiri keduanya yang sama-sama sedang memendam emosi, jujur saja melihat kedua sahabat karibnya bersitegang membuatnya merasa sedih bagaimana tidak ketiganya sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku sekolah dasar dan sepanjang itu ketiganya tidak pernah bertengkar namun sekarang ketiganya malah memiliki jarak dan persoalannya dari seorang wanita,bahkan di sepanjang hari ini baik Erlang dan Gara keduanya tidak bertegur sapa, justru ketika keduanya bicara hawa dingin menyelimuti sekeliling mereka.
Alaska berjalan mendekati sahabatnya, ia menepuk bahu Sagara pelan.
"Gue emang gak tahu alasan lu nikah sama kaluna itu apa, selain yang lu bilang kalo lu dijodohin dari dulu, but kalo lu rasa di pernikahan ini gak bisa ngasih lu kebahagiaan berhenti gar, bukan cuma lu yang akan capek kedepannya ada Kaluna dan Azel yang juga bakalan capek setidaknya lu harus lepasin salah satu dari keduanya"
"Tapi--"
"Tapi gue gak tau apa-apa? Iya bener gue, Erlang bahkan yang lainnya gak ada yang tahu apa-apa karena yang tahu semuanya cuma lu jadi seharusnya lu bisa lebih bersikap, lukanya Kaluna itu udah banyak jangan lu tambahin, dan jangan buat Azel juga terluka Gar"
"Gue gak ngerti kenapa lu berdua segitunya ngebela kaluna, dibanding kaya gitu mending sini lu jelasin supaya gue bisa bertindak"
Diam.
Sepertinya hanya tindakan itu yang bisa Alaska lakukan, karena ia pun bingung harus memulai segalanya dari mana.
"Diem kan? Lu sama erlang sama aja njing!! Gak bisa bantu cuma bisa bacot! Kalian berdua gak tau gimana posisi gue! Jadi gak usah sok nyuruh-nyuruh gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA
Teen Fiction"Lo gak seharusnya hadir di hidup gue lun!"-saga "Harusnya gue gak jatuh terlalu dalam ke pelukan Sagara"-luna kisah tentang mereka yang menggantungkan mimpinya hanya demi keinginan keluarga mereka, membuat banyak hati hancur, membuat banyak luka ya...