seQuel (part 9)

5.9K 602 26
                                    

Dari tadi tatapan Mark tidak lepas dari pergelangan tangan Haechan. Ternyata Haechan tidak bohong,  gelang itu tidak hilang,  sekarang gelang itu sudah bertengger manis di pergelangan tangan Haechan. 
Mark sudah menyiapkan alasannya jika Haechan menanyakan gelangnya,  diam diam Mark memesan gelang yg sama agar Haechan tidak curiga.  Haechan jelas tau tapi dia pura pura bodoh.

Johnny menatap Haechan "kau menemukannya? " tanya Johnny saat mereka di ruang latihan untuk membuat video dance practice.

"iya,  dia tidak hilang hanya saja aku lupa menyimpannya" jawab Haechan yg di selingi sedikit bumbu kebohongan.

Johnny lalu menatap Mark "hey Mark,  gelang milik Haechan sudah ketemu sekarang,  berhentilah merajuk dan juga kembali kenakan gelangmu"

Mark hanya diam sedangkan Yuta diam diam menatap gelang di tangan Mark.

"kau kekanakan sekali Mark,  hanya karena gelang saja kau sampai mendiamkan Haechan" ujar Yuta dengan lugasnya.

"Yuta! " tegur Taeyong.

Yuta menatap Taeyong dengan tatapan polosnya "aku bicara fakta yong,  memang benar kan kalau Mark kekanakan"

Taeyong menatap Mark,  Haechan menatap Taeyong dengan tatapan bingung,  apa yg membuat Taeyong marah?  Pikir Haechan.  Bukankah Yuta bicara fakta.

"jangan ikut campur,  ini urusan Mark dengan Haechan"

"halah,  bilang saja kau mau membela Mark tapi takut membuat Haechan sedih,  iya kan? aku benar kan? "

Yuta hanya heran,  Taeyong sadar kalau Mark salah disini tapi kenapa dia tidak menegur Mark malah bersikap seolah olah Mark tidak bersalah.

"Kau ada masalah denganku? " tanya Taeyong pada Yuta.

Keadaan di ruangan latihan tadi yg biasa saja malah jadi menegang karena Taeyong sepertinya terpancing emosi akibat perkataan Yuta.

"aku tidak ada masalah denganmu,  aku hanya ingin kau adil,  jelas jelas Mark salah tapi kau malah bersikap seolah dia tidak salah"

"PLIS STOP!"

semua menatap Johhny.
Untung mereka sudah selesai merekam video dance practice, saat ini mereka hanya bersantai saja sebentar sebelum kembali ke dorm.

"apa yg kalian debatkan?  Apa kalian tidak lelah?  Dan kau Yuta,  kalau bukan masalahmu lebih baik kau diam daripada memperkeruh suasana" tegur Johnny.

Yuta hanya mengedikan bahunya santai.
Haechan hanya diam saat tiba tiba Yuta bangun lalu menarik tangannya "mau kemana? " tanya Haechan bingung.

"makan,  aku yg traktir"

Haechan menahan tangan Yuta "hp sana tas ku masih di ruangan latihan"

"ah iya,  aku tunggu di sini"

Haechan menatap Yuta malas "apa lagi? " tanya Yuta kesal.

"tas sama hp hyung bagaimana? "

"aah maaf,  lupa"

Haechan memutar bola matanya malas "biar aku yg ambil,  hyung tunggu saja disini"

"baiklah"

Setelah itu Haechan kembali masuk kedalam ruangan latihan.  Mengambik tas nya dan juga milik Yuta,  tidak lupa juga Hp keduanya.

"kalian mau kemana? " tanya Doyoung.

"Yuta hyung mengajakku makan"

Doyoung hanya mengangguk.
Haechan lalu keluar untuk menemui Yuta.

"ini tas dan juga HP hyung"

"thanks"

"kau mau makan apa? " tanya Yuta saat keduanya berjalan kearah lift.

"terserah hyung"

"aku ingin makan sushi hari ini,  kau tak apa?  Apa kau mau makan yg lain? " tanya Yuta lagi.

"kebetulan aku sudah lama tidak makan sushi, tidak apa apa kok hyung"

Yuta tersenyum.

"Haechan~a"

Haechan membeku,  itu neneknya.  Untuk apa neneknya ada di perusahaan?  Batin Haechan.
Haechan merutuki kebodohannya,  jelas untuk menemui anaknyalah,  untuk apa lagi neneknya ada di perusahaan kalau bukan untuk bertemu sang paman.  Haechan jadi gugup.  Neneknya tidak tau kalau identitas Haechan sebagai keponakan Lee sooman itu harus di rahasiakan.

"siapa dia? " tanya Yuta pada Haechan.

"dia nenekku" jawab Haechan.
Yuta mengernyit bingung.

"halmeoni disini sama siapa? " tanya Haechan sembari memeluk sang nenek.

"tentu saja bertemu pamanmu,  kau tidak lupa kan kalau hari ini pamanmu ulang tahun"

Yuta menatap keduanya heran,  paman?  Paman siapa?  Ulang tahun,  setau Yuta yg ulang tahun hari ini adalah bos mereka,  siapa lagi kalau bukan Lee sooman.  Di saat Yuta bergelut dengan pikirannya Haechan di sebelahnya terlihat gugup.

"kalian belum berangkat? "

Yuta dan Haechan langsung menoleh.  Di sana ada Taeil,  Mark,  Jaehyun dan juga Doyoung.  Haechan semakin gugup sekarang.  Mereka berjalan mendekati Yuta dan Haechan yg kebetulan berdiri di depan lift.
Haechan menggigit bibirnya kuat,  dalam hati Haechan berharap neneknya tidak bicara sesuatu yg menimbulkan kecurigaan.  Yuta segera berdiri di samping Jaehyun,  ingatkan, Yuta pernah curiga soal Haechan,  nah beberapa bulan terakhir ini Yuta sempat lupa soal kecurigaannya itu tapi begitu mendengar perkataan neneknya Haechan barusan membuat rasa curiga Yuta kembali bangkit.

"ini siapa Haechan? " tanya Taeil penasaran.

"nenekku"

Neneknya Haechan menatap teman temannya Haechan satu persatu "ini teman temanmu? " tanya neneknya Haechan.
Haechan hanya mengangguk sebagai jawaban.  Semua langsung menyapa neneknya Haechan dengan membungkuk sopan.

"Eomma"

Haechan memejamkan mata,  semua menatap kearah lift yg terbuka,  di sana ada sosok yg sangat mereka kenal selama ini.  Dia memanggil neneknya Haechan Eomma,  lalu tadi Haechan bilang itu neneknya,  itu artinya,  mata Doyoung melotot sempurna dengan tangannya yg membekap mulutnya sendiri.  Jaehyun dan Yuta saling melirik, Haechan sekarang jangan di tanya lagi,  badannya rasanya sudah berkeringat deras karena kegugupannya.
Mark menatap Haechan dengan tatapan yg sulit diartikan, begitupun Taeil.  Lee sooman juga sangat terkejut melihat ada beberapa member ilichil bersama Haechan saat ini.


TBC

IT'S BETTER LIKE THIS (seguel Maknae Lee Haechan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang