seQuel (part 5)

6.2K 558 11
                                    

Mark benar benar mendiamkan Haechan karena masalah gelang yg Haechan hilangkan. Bukan Mark kekanakan tapi gelang itu sangat berarti untuk Mark,  itu Mark pesan khusus karena ada insial nama keduanya,  gelang couple persahabatan mereka yg pertama.  Dia tidak pernah sekalipun melepaskan gelang itu meskipun kadang gelang itu terasa mengganggu saat ia mandi tapi Haechan, bisa bisanya dia menghilangkannya.

"hyung, berhentilah merajuk,  kita bisa beli yg baru" bujuk Haechan.

Mark mengabaikan Haechan, memilih sibuk dengan gitarnya. 
Haechan menatap Mark melas,  dia sudah mencari gelang itu tapi hasilnya tetap saja nihil.  Haechan benar benar lupa dimana gelang itu berada,  sumpah, Haechan tidak sengaja menghilangkannya.

Mark meletakan gitarnya lalu pergi ke kamarnya.  Haechan mengerucutkan bibirnya.

"kenapa? "

Haechan menatap Taeil "Mark hyung masih marah padaku" adu Haechan

"masalah gelang yg hilang"

Haechan mengangguk dengan bibirnya mencebik kesal membuat Taeil tertawa.

"beli lagi yg baru"

Haechan bersandar di bahu Taeil "aku sudah membujuknya tapi dia tidak mau,  sepertinya dia sangat marah"

"wajar kalau Mark marah, kau tau berapa keras usahanya untuk mendapatkan gelang itu?"

Haechan tiba tiba terdiam, kata kata Taeil seperti dejavu untuk Haechan.
Haechan jadi teringat saat dia berusaha keras mendapatkan jam tangan rolex untuk mereka karena stoknya terbatas pada saat itu,  Haechan sampai meminta bantuan Boa hanya untuk jam tangan itu tapi apa yg dia dapat,  Mark seolah tidak menghargai pemberiannya.  Jika teringat masa masa itu,  rasanya sangat menyakitkan tapi kenapa pada saat itu dia tidak bersikap seperti Mark, menunjukan kekecewaannya dengan terang terangan seperti itu,  Haechan cenderung di pendam segalanya daripada menunjukannya.

🐻🐻🐻🌻🌻🌻
Haechan meminta untuk bertemu dengan jeno,  dia ingin curhat,  ingat kan apa yg pernah Haechan katakan pada Jeno?  Dia akan mencoba mempercayai Jeno seperti yg dia lakukan dulu pada Mark.  Jeno adalah satu satunya member yg mengetahui siapa Haechan sebenarnya dan fakta itu keluar dari mulut Haechan sendiri karena dia mulai mempercayai Jeno sebagai sosok abangnya.
Haechan ingin mempercayai Mark seperti dulu dulu tapi entah kenapa,  Haechan merasa itu sedikit sulit setelah konflik yg terjadi antara mereka.  Memaafkan?  Yup,  Haechan sudah memaafkan Mark tapi tidak mudah melupakan semua yg sudah terjadi.  Haechan masih merasakan lukanya, Haechan masih merasakan kecewanya,  dia sudah mencoba untuk berdamai dengan semua itu tapi sangat sulit,  kenyataan yg baru Haechan sadar dalam dirinya kalau dia tak sebaik itu.  Tidak ada dendam,  hanya sulit melupakan semua yg sudah terjadi.

"ada apa? " tanya Jeno setelah beberapa lama terdiam.

"aku mau cerita sesuatu" ujat Haechan.

Jeno tersenyum "aku akan mendengarkannya" ujar Jeno lembut.

"kau ingat saat kita tampil di acara awards beberapa hari yg lalu? "

Jeno mengangguk "iya,  aku ingat,  ada apa memangnya"

Haechan hendak membuka suara tapi seorang pelayan membawa minuman dan juga makanan pesanan mereka.  Saat ini mereka sedang makan di restoran belut.  Setelah pelayannya pergi Haechan kembali menatap Jeno.

"aku berbohong pada manager hyung"

Jeno kaget "maksudnya?"

"pada saat itu aku tidak pulang bersama hyungdeul,  kau tau saat kau menemaniku ke toilet,  aku mengalami insiden yg tidak ku sangka"

Jeno semakin serius mendengarkan cerita Haechan.

"terus"

"aku berbohong pada manager hyung kalau aku menolong seorang ahjussi,  kenyataannya aku menolong seorang yeoja dan dia salah satu member itzy"

Mata jeno yg tadinya tidak terlihat seketika melotot "kau serius? "
Seketika Jeno merasa pasokan udara di sekitarnya menipis.  Haechan terlalu gegabah pikir Jeno.

"yaak apa kau tidak memikirkan konsekuensinya,  apa kau tidak takut terlibat skandal!"

Jeno mendadak jadi galak,  Haechan tidak apa,  dia senang malah,  itu artinya Jeno mendengarkannya,  menyimak ceritanya dan menegurnya dengan caranya sendiri,  Haechan tau Jeno perduli padanya,  mengkhawatirkannya.

"tidak ada yg tau tentang ini,  hanya kau yg ku beritahu,  jika kelak ini menjadi skandal,  setidaknya ada satu orang yg tau cerita yg sebenarnya dan aku ingin kaulah orangnya.

"Haechan~a"

Jeno tidak bisa berkata kata lagi sekarang,  dia senang Haechan menepati janjinya untuk mempercayainya tapi dia juga takut,  takut terjadi sesuatu pada Haechan nanti.

"jangan khawatir,  ini menggangguku beberapa hari ini, sekarang aku lega karena sudah menceritakan padamu,  aku harap kau terus percaya padaku,  tidak ada yg kututupi lagi"

Jeno mengangguk "aku akan selalu percaya padamu"

Haechan tertawa kecil "ayo makan sebelum makanannya dingin"

Jeno pun mulai meraih sumpitnya begitupun Haechan.  Keduanya lantas makan dengan hikmat.

"tapi Haechan~a,  aku penasaran sesuatu,  kenapa kau harus menolongnya?  Memangnya apa yg terjadi padanya? "

"entahlah,  dia berjongkok di depan lift dengan wajah pucat pasi,  setelah aku mendekat dia malah pingsan"

"aigo,  ada ada saja"

Haechan hanya cerita intinya saja,  nanti setelah makan dia akan menceritakan detailnya pada Jeno.

🐻🐻🐻🌻🌻🌻
Taeyong menghampiri Haechan di kamarnya,  di tangannya ada paper bag besar berwarna coklat.

"Haechan~a" panggil Taeyong saat dia sampai di depan kamar Haechan dan Johnny.

"eoh hyung,  masuklah".

Taeyong segera masuk,  dia menyodorkan tentengannya ke depan Haechan membuat Haechan bingung.

"ini apa hyung?"

"itu sepatu yg kemarin ku janjikan padamu,  aku harap kau menyukainya"

Haechan tersenyum lebar sembari menerima paper bag itu dari tangan Taeyong.

"gomawo hyung"

Taeyong mengelus surai Haechan "sama sama,  maaf untuk yg kemarin"

Haechan menggeleng heboh "ani,  jangan meminta maaf hyung,  itu sudah berlalu dan kita sudah membicarakannya"

Haechan meletakan paper bag itu ke atas meja komputernya,  dengan semangat memeluk Taeyong "gomawo"

Taeyong ikut tersenyum,  dia akan berusaha untuk menjadi Leader dan juga abang yg baik untuk Haechan. 

Semua berkumpul di meja makan,  Mark memilih duduk di samping yuta, sejak kejadian gelang Haechan yg hilang itu Mark memang bersikap cuek terhadap Haechan, padahal Haechan sudah meminta maaf bahkan menawarkan untuk membeli yg baru tapi Mark tidak menanggapinya sama sekali,  malah mendiamkannya.  Haechan rasa percuma untuk membujuk di saat Mark masih betah dengan amarahnya,  Haechan hanya mencari waktu yg tepat untuk bicara lagi dengan Mark. 
Mark selesai terlebih dahulu,  tanpa mengatakan apapun langsung bangun untuk pergi ke dapur.  Haechan hanya diam melihat sikap Mark yg dingin,  Haechan jadi lelah,  yg penting dia tidak sengaja menghilangkan gelang itu, terserah Mark mau bersikap seperti apa, Haechan juga harus memikirkan dirinya sendiri,  selama ini dia terlalu egois pada dirinya sendiri,  memikirkan perasaan orang lain dengan menyakiti perasaannya sendiri,  Haechan tidak ingin itu terjadi lagi,  dia juga harus memikirkan perasaannya sendiri.

TBC

IT'S BETTER LIKE THIS (seguel Maknae Lee Haechan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang