9

94 87 51
                                    

"Heh Viona lo tau gak si Zara sama Reval sekarang makin lengket aja tau gak," adu perempuan itu pada Viona.

"APA!! Ini gak bisa di biarin, gue harus deketin Reval dan dapetin dia!" ucap nya mendengus kesal.

"Tapi kayak nya agak susah deh!" ketus perempuan itu.

"Susah apa nya. Kalau gue mau deketin dia ya mulai besok juga bisa, karena dia udah percaya sama gue kalau gue itu sahabat kecil dia dulu," ungkap Viona.

"Tapi di lihat-lihat Reval itu kayak setia sama tulus juga kalau sama Zara!" duga perempuan itu karena Reval bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta.

"Ya gue bakal usaha, mau gimana pun gue gak ikhlas tau gak," desis nya seraya meminum jus.

"Oke! Kalau gitu gue pergi ya, kasih gue informasi terus. Oke," jelas Viona yang kamudian beranjak pergi.

Di rumah..

"Val gue boleh ketemu sama sahabat lo gak!" Lirih Zara berbicara dengan Reval.

"Boleh, tapi lain kali ya. Soal nya dia orang nya gampang sibuk," gumam Reval yang di angguki Zara.

"Gue juga pengen banget ketemu sama sahabat gue, tapi gue gak ingat sama dia, sekarang dia dimana ya!" pikir nya sedih.

"Udah jangan sedih, siapa tau nanti lo bisa ketemu sama sahabat lo," tutur Reval.

"Iya suatu saat pasti gue bakal ketemu sama dia," lanjut nya.

"Zar," bisik Reval.

"Apa?"

"Tumben lo kalem," tawa Reval yang kemudian di tabok oleh Zara.

"Heh Bisa gak sih gak usah ajak berantem, gue cape tau gak," rajuk nya ingin beranjak pergi yang tengah di tahan oleh Reval.

"Mau kemana sih boro-boro banget, mau ke kamar?" lirih Reval yang tidak di respon oleh Zara.

"Bacot! Lepas gak," pekik nya.

"Gak," jawab Reval singkat.

"Mau lo apa sih! Gak jelas banget," oceh nya dengan wajah sangar.

"Gue mau lo!" seru Reval yang kemudian Zara menoleh pada nya.

"Mau gue! Emang gue ngapain jadi lo mau gue?" celetuk nya heran.

"Udah ahh diem, sini duduk," timpal Reval yang membuat Zara duduk dengan pasrah.

"Ngapain sih nyuruh gue duduk! Gue mau tidur kali," omel nya yang mana kini Reval menggandeng tangan Zara.

"Anjir Val lo ngapain gandeng tangan gue sih," risih nya yang ingin menyentak tangan nya.

"DIEM! Kalau lo gak diem gue cium lo," timbrung nya seraya meletak kan kepala nya di bahu Zara.

"Dari pada gue di cium Reval mending gue diam aja deh," batin nya tersiksa.

"Manja banget sih lo Val, perasaan gak ada deh cowok manja! Yang ada tuh cewek yang manja," protes nya yang tidak di hirau kan Reval.

"Val," panggil nya.

"Val lo bisu ya? Kok gak ngomong," cibir nya kembali.

"Apaan sih bisu-bisu, gue cuma gak ada mood buat ngomong," desis nya sebal.

"Terus-"

"Gapapa,"

"Zar lo pasti sayang dan cinta kan sama gue," rayu nya yang membuat Zara reflek huekk.

"Gak, pede banget sih!" tanggap nya dengan wajah sangar.

"Yaelah bohong, jujur aja sama gue. Iya kan," rayu nya kembali membuat Zara mendengus kesal.

ZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang