10

61 57 41
                                    

"Sayanggggg," Reval megggoda Zara seraya mencium-cium nya.

"Ihhhh! APAAN SIH," teriak nya pada Reval.

"Galak banget sih lo!" ketus Reval.

"Lo tuh ngapain cium-cium gue segala," kesal nya sambil mencubit tangan Reval.

"Aduhh! Lo ngapain sih cubit gue," seru nya sembari mendekat kan wajah nya pada Zara.

"Kenapa marah? Sini lo," ancam nya yang membuat Reval semakin mendekat pada nya.

"Val gak, gak jadi maksud gue tadi itu eee," sela nya yang mana Reval terus menatap nya.

"Vallll jangan tatap gue dong. Ihhh," ketus nya menutupi wajah Reval.

"Lo yang nyuruh sini-sini," jengkel nya.

"Bukan gitu konsep nya, maksud gue tuh jang-"

Brak

Mereka tersungkur karena Reval memeluk nya secara tiba-tiba dan membuat mereka hilang keseimbangan.

"Awww, Reval minggir gak," elak nya seraya memukul Reval.

"Gak-"

"Wah gila, lo ngambil kesempatan dalam kesempitan. MINGGIRRR!!!" teriak nya yang membuat Reval menutup telinga nya.

Bukan nya menjauh, Reval masih berada di atas Zara" Gak gue gak mau minggir, "

"Val lo gila ya ngapain sih lo segala peluk gue," ketus nya yang masih berada di bawah Reval.

Tok tok tok

Zara terpelongo karena ada yang mengetuk pintu luar, bukan nya membuka mereka masih saja tersungkur di lantai.

"Val buka," suruh nya yang mendapat gelengan dari Reval.

"Lo gila ya itu di luar ada orang. Kalau dia liat kita kayak gini gimana!" gumam Zara panik.

"Jangan sampai itu temen-temen, gawat kalau ada Ari," panik nya yang mana ia tidak suka jika Ari melihat mereka seperti itu karena Ari adalah orang yang ceplas-ceplos.

"Biarin, mungkin bener kalau itu mereka," seru nya menatap dalam Zara yang masih berada di tempat.

"Gak, gue gamau kalau Ari liat, minggir gak lo," ketus nya mendorong tubuh Reval tapi hasil nya nihil.

"Gak, gak, gak gue bilang gak ya gak," cibir nya.

"Wohhhhhhhh, hebat hebat pantas aja gak bukan pintu ternyata-" seru Ari yang sudah masuk ke dalam.

Bukan hanya ari yang lain nya pun ikut masuk bersama Ari yang membuat mereka langsung menutup mata.

"Astaga Zara, Reval kalian ngapain sih," seru Sindi yang membuat mereka bangkit.

"Reval tuh yang duluan," gumam nya yang merasa malu.

"Zara, Reval kalau mau buat ponakan untuk kita jangan di sini dong, kamar ada noh," jelas Ari yang di tabok oleh Zara.

"Ngomong apa lo barusan, gue bisa aja ya tenggelamin lo di kolam sana tuh, liat kan," timpal Zara seraya menunjuk kolam renang.

"Liat, terus?" sahut Ari yang membuat Zara semakin kesal.

Karena sudah muak dengan sikap Ari, Zara tidak akan membiar kan nya justru.

Plak

Zara memukul bahu Ari dengan sangat kencang yang membuat Ari kesal dan kemudian Zara pun berlari.

"Gila lo Zar, orang ganteng gini lo tampol. Bisa kualat lo," cibir nya yang membuat mereka semua geleng-geleng kepala.

"Gapapa gue gila yang penting Reval sayang, iyakan sayang!" sambung Zara yang di angguk Reval

"Yaelah bucin nih, kalau di belakang kita mereka berantem terus," tandas Ari memberi tahu Farid, Maya, dan Sindi.

"Kita bikin Mereka panas sama baper yuk," bisik Zara pada Reval dengan senyum jahil.

"Boleh," sahut Reval.

"Sayang aku ngantuk mau bobo,tapi di sini aja di soffa ini," jahil Zara yang membuat mereka terdiam heran.

"Yaudah bobo aja di sini," balas Reval kembali.

"Tapi aku mau di peluk!" manja nya seraya memeluk Reval.

"sering-sering datang ya gaes, gue untung banyak kalau kalian kesini," batin Reval bahagia.

"Eh jangan kaya gitu dong, hargai yang jomblo," kesal Ari.

"Udah ri kayak nya kita di takdirin untuk segera menikah," sambung Sindi.

"Wehh jangan gitu dong," celetuk Ari seraya melempar bantal pada Zara dan Reval.

"Berisik banget sih lo ri, mentang-mentang jomblo paling heboh," ketus Zara kemudian menduduk kan diri.

"Nah gitu dong duduk dulu Zar," tutur Sindi.

"Zar lo tau gak kita kesini mau ngapain!" tanya Ari yang membuat Zara bingung.

"Gak, jadi kalian ngapain kesini," sela Zara.

"Gue mau nanya sama lo," seru Ari seraya mendekat pada Zara.

"Apa,"

"Lo sama Reval seminggu nganu nya berapa kali?" tanya Ari yang membuat Zara memukul nya.

"Ari lo bisa gak sih sehari itu waras dikit," debat nya yang tengah mengepal kan tangan.

"Weh santai-santai dulu Zar,"irih nya menenang kan Zara.

"Minum dulu nih," seru Ari menyerah kan segelas air putih.

"Nah jadi gimana Zar," lanjut Ari.

"Gimana apa nya-"

"Lo nganu sama Reval seminggu berapa kali," Ari kembali bertanya.

"Kayak gak ada pertanyaan lain aja deh," ketus Zara.

"Ya emang gak ada, yaudah sekarang lo jawab,"

"Seminggu biasa nya 5 kali, iya kan Val," jawab Zara yang membuat mereka tercengang tidak percaya.

"Lo bohong iya kan Zar, jujur sama gue," tandas Sindi menyela perbincangan.

"Beneran, tuh tanya aja Reval!" tunjuk Zara pada Reval.

"Val beneran ya?" bukan Sindi yang bertanya melainkan Ari.

"Iya bener," jawab Reval membuat Zara menoleh seketika.

"Wtf, Kok Reval jujur-jujur aja sih padahal kan gak pernah," sela Zara dalam hati.

"Kok gak jadi-jadi," pikir Ari seketika.

"Gak jadi apaan-"

"PONAKANNN!!" teriak mereka dengan kompak.

"Jancok, kalian ngapain teriak sih," tandas Zara.

"Habis an lo sih ngangong-ngangong," gerutu Ari.

"Zar bener ya seminggu 5 kali?" tanya Farid kepada Zara.

"IYAAA, terus kenapa?" desis nya marah.

"Kita gak percaya iya kan gaes," seru Farid yang di angguki mereka.

"Yaudah kalau gak percaya diem," timpal Zara.

"Pasti lo pasrah aja iya kan Zar?" gumam Ari bertanya.

"Iya bener ri gue pasrah banget, soal nya Reval maksa tau gak," beber nya tersenyum pada Reval yang terpelongo.

"Eh lo kok nuduh gue sih Zar," Bangkang Reval.

"Itu gak bener," sambung nya kembali.

"YANG BENERRR," sahut mereka semua dengan kompak.

"Tau ahh sakit hati gue di tuduh-tuduh," jelas nya mendudukkan diri.

"Why honey, I'm sorry," lirih Zara mendekati Reval.

"Mending sekarang kalian pulang deh, udah sore nih," usul Zara dan kemudian mereka beranjak pulang.

.........
Next

ZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang