Hiraeth; Zalfha & Zafhran

9 0 0
                                    

Halo teman-teman semua!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo teman-teman semua!

Lama sudah tidak bercengkrama dan sudah sangat lama sekali saya tidak menulis hihi.

Kiranya, teman-teman semua masih berkenan membaca cerita saya, kali ini saya hadir kembali dengan salah satu "anak" yang sudah ditulis sejak 2018 namun tak kunjung saya publish karena ingin sekali melahirkan anak ini sebagai buku cetak. Doakan saya ya!

here we go!

Zalfha & Zafhran!

13 April 2025

"Tanggal berapa sekarang zalf?"

"13, kamu sekolah dimana zarf? Tanggal saja lupa" kataku, zafrhan cengegesan.

"aku lupa, tapi aku tidak akan lupa lagi, tiga hari lagi ulang tahunmu zalf"

Iya zarf, 3 hari lagi ulang tahunku, dan sekarang aku merindukanmu..

Jika kamu membaca ini, tulisan ini, aku harap kamu bisa mengerti tentang apa yang selalu aku rasakan padamu zarf, tentang pengakuan yang selalu gagal ku utarakan, tentang cinta yang selalu memilih untuk kupendam.

-------------------------------------------------------------------------------------

Sekarang akan ku perkenalkan, dia Zafrhan Abinaya, 26 tahun sekarang. Pertemuan pertamaku dengan Zafrhan sekitar 18 tahun yang lalu, aku lupa kapan yang jelas kami sudah berteman sejak aku berusia 6 tahun, dan ia 7 tahun.

Entah suatu kebetulan, atau apa kami memiliki nama yang hampir sama, namaku Zalfha Avrilgya dan ia Zafrhan Abinaya. Padahal orangtua kami tidak merencanakannya walaupun mereka sudah saling mengenal sejak lama.

"kenapa main di luar"

Aku hanya menggeleng saat itu, anak kecil yang pemalu dan kurang bisa bergaul, Mama ada di dalam rumah itu berkumpul bersama teman-temannya, "ayo masuk, makan coklat" tapi aku menolak, dan ia pergi meninggalkan aku masuk ke dalam rumah.

Semenjak saat itu, aku sering memperhatikan zafrhan, kami tinggal di daerah yang berdekatan, rumahnya hanya berjarak 500 meter dari rumahku, di seberang jalan sana. Ia juga sering memainkan pedang berlampu seperti ultraman di depan rumahnya dulu.

Kami selalu saja bertemu, tapi tidak mengenal satu sama lain, aku mengenalnya sebagai anak teman mama, dan mungkin ia juga seperti itu.

Ah iya, walaupun tidak saling mengenal kami pernah berfoto, Mamanya dan Mamaku memaksa kami untuk berfoto, bersama teman-teman mama yang lain, saat itu aku menangis karena tidak mau, dan mama memarahiku.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang