TRENTRE DEUX : Jangan LDR

2.7K 181 3
                                    


"Gendut" cibir reno saat kaysa menyuap nasi goreng didepannya, bukannya marah kaysa malah memeletkan lidahnya dan menyuap lagi nasi gorengnya, pipinya gembul karena mengunyah membuat reno gemas sendiri.

Enggak ada lagi ilona si penganggu,

"Acie, yang udah baikan" kata raka yang duduk disamping reno, reno berdecak. Raka ini merusak moment menurutnya "halah. Ngapain sih nyamperin, ngerusak tau" reno menoyor pelan lengan raka, yang ditoyor hanya tertawa.

"Bibah lagi diperpus sama xien dan amora. Malas gue ngekor ke perpus" kata raka, menyeruput es jeruk milik kaysa.

"Punya gue!" protes kaysa --- "minta dikit pelit ih ara" balas raka.

"Gue lihat lihat si ilona gak kelihatan lagi ya?" kata raka, kaysa mengedikkan bahu malas mendengar pembahasan tentang gadis itu, -- "setau gue dia bilang lagi kerumah neneknya di jogja gitu deh, gue juga males sama tuh anak" kata reno.

"Oh, kenapa gak sekalian pindah aja deh tu orang. Ntar balik bikin masalah lagi" raka benar sekali, kaysa juga sependapat dengan raka.

"Tau ah"

####

Pulang sekolah ini, kaysa diculik. Gadeng, tepatnya dibawa kabur. Sama sepupunya yang super duper gantenggggg, namanya revandra ghifari, tau kan? Most wanted itu loh.

Tadi reno juga ngomel ngomel ke revan, dia bilang "elah. Baru aja baikan mau romantis-romantisan, malah di bawa pergi cewe gue" yang dibalas "bodo amat" oleh revan.

Terkadang revan bisa semengesalkan itu bagi reno.

"Tertumben ni si super sibuk ngajakin jalan?" kata kaysa membuka pembicaraan, sedari tadi revan cuma diam.

Revan berdehem sebentar "kangen aja" katanya kelewat jujur.

Kaysa tak bisa menahan senyumnya, ia mencoel lengan revan genit "ih bisa kangen gue juga ya siganteng" katanya, revan menahan senyumnya. "Apasih anak alay" katanya membuat kaysa cemberut.

Revan memarkirkan mobilnya di daerah Mall yang lumayan besar dikota mereka, kaysa heran. Tumben ke mall, biasanya revan gak suka tempat ramai kaya mall.

Setelah turun dari mobil, kaysa berjalan beriringan dengan revan. Revan dari tadi cuma diam, jalan santai dengan gayanya yang emang-- cool. Jadi kaysa apa gunanya ke mall hanya ngelihat revan jalan dengan muka datarnya?

Kaya nya sifat revan ini sudah mulai mendarah daging. Padahal dulunya revan hangat sekali.

Kaysa sudah tak tahan dengan diamnya revan, dengan sebal ia berdecak "ngapain ke mall kalau lo cuekin gue, hah" katanya, revan masih diam. Sebenarnya nahan ketawa ngelihat wajah kesal kaysa yang terkesan "mupeng" baginya.

"Aish, revan. Sebenarnya kita kesini itu ngapain sih?" ia berdiri dihadapan revan, otomatis membuat cowok itu menghentikan langkahnya, karna sebal. Revan mengapit leher kaysa di ketiaknya membuat gadis itu memekik "argh!! Lepasin gak! Ih rambut guee" katanya.

Revan tertawa "bawel banget sih kaya ikan lele" katanya, melepas apitannya lalu merangkul bahu kaysa -- "emang ikan lele bisa bawel?" tanya kaysa bingung, revan hanya mengedikkan bahu nya bodo amat.

Pertama tama mereka menginjakkan kaki di area time zone, tentu saja kaysa senang. Matanya berbinar melihat setiap permainan disini.

Revan mengenggam tangan kaysa, membawa gadis itu pada permainan memasukan bola basket pada ring.

"Duel?" kata revan --- tentu kaysa menyanggupi "tapi.... Kalau kalah, harus traktir makan oke?" sambung revan.

Kaysa mengangguk sekali lagi, tangannya sudah siap untuk memasukan bola. Revan pun begitu.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang