QUATORZE

3.2K 184 6
                                    

2 hari sudah kaysa tidak mau pergi kesekolah, tidak mau mengangkat telpon dari adam. Kaysa hanya tidur tiduran dikasur kamar nya dirumah bunda.

Kaysa memang memiliki kamar sendiri dirumah tita-- bunda kaysa.

Malam ini langit tampak berkelap kelip bertabur banyaknya bintang,cahaya bulan tampak meneduhkan hati siapa saja yang menatapnya. Kaysa memeluk lututnya sambil menatap sendu ke langit malam, disini kaysa sekarang dibalkon kamarnya.

Ia juga sudah 2 hari tak bersapaan dengan revan, pasalnya karna kaysa yang terus menangis karna ragil lebih tepatnya.

"Ck. Kalau lo tau dia sendiri nyetujuin daddy lo dan nyokap dia nikah kenapa lo masih nangisin dia yang jelas jelas gak bisa balas cinta lo hah?!"

Sejak mengatakan itu revan langsung keluar dari kamar kaysa dan sampai sekarang pun kaysa tidak mendengar suara revan berbicara kepadanya.

"Ck kenapa gue harus mikirin lo sih bang, lo mikirin gue gak sih?!" ucap kaysa "iya harusnya gue sadar, lo gaakan bisa balas perasaan gue. Tapi gue bisa apa? Bukan gue yang milih tapi hati gue!" ucap kaysa frustasi.

"Mi, kaysa egois ya?" ucap kaysa lirih melihat bintang "iya egois, tapi kay gak mau sama sekali punya mama baru, apalagi harus saudaraan sama bg ragil"

"Woi, caa mau sampai kapan ngomong sendiri?!" teriak seseorang dari bawah, kaysa mencoba mencari seseorang tersebut.

"Makanya jangan nangis mulu! Mata lo bengkak gak kepakai kan lihat gue?" ucap seseorang tadi, kaysa mendecak "ck-- gue gak ada waktu bercanda no"

Kini reno tengah berada didalam kamarnya, siapa lagi kalau bukan bunda yang mengizinkannya.

"Udah berapa lama lo nangis ca?" ucap reno yang kini telah duduk disamping kaysa -- "gue dikacangin"

Kaysa masih terus duduk memeluk lututnya sambil menenggelamkan wajahnya di atas lututnya.

"Gue bawa ini!" ucap reno mengeluarkan sebuah roti tawar dan margarin.

"Kata devan sih lo suka roti yang banyak menteganya, aneh bgt ya lo" kata reno, kaysa masih juga belum merespon "gue juga bawa milo ni buat lo" -- "gue tau kan semua yang lo suka?"

"Yaudah deh kalau lo gak mau, gue kasih bi yati aja" -- kaysa memegang tangan reno, reno tersenyum melihatnya "kan udah gue duga lo gak bisa nolak".

reno mengoles margarin diatas roti lalu ia berikan kepada kaysa, "lo suka banget ya?" kaysa hanya menganguk anggukan kepala.

Selesai makan kaysa menyeruput milo dingin yang dibawa reno "btw, lo tau darimana gue disini?" tanya kaysa -- "apasih yang gak gue tau dari lo" ucap reno.

"Sampis" ucap kaysa lalu tertawa kecil.

"Gitu dong ketawa"

"Gue salah gak sih?" tanya kaysa "enggak" jawab reno enteng "menurut gue sih gak salah, gak ada yang salah sih kalau lo gamau punya ibu tiri, wajar sih tp ingat jangan terlalu egois aja"

"Itu sama aja lo juga mau bilang gue salah no!" -- "lah gue kan gak bilang salah" -- "tau ah"

"No, kalau lo suka sama seseorang trus dia gak bisa suka sama lo. Lo bakal gimana?"

"Buat dia suka ke gue lah" ucap reno.

"Lo mah cowo gampang" -- "heran deh gue sama pemikiran cewe yang selalu bilang cowo selalu gampang nyatain cintanya, susah juga kali woy" kata reno.

"Ya nyatanya gitu no, lo kan kalau suka sama cewe langsung ngejer gak pake alasan gengsi gengsian segala kan, karna lo cowo."

"Engga, seumur hidup gue. 17 tahun gue hidup kayaknya gue baru cinta sama satu cewe, dan selama gue suka dia gue gak pernah yang bener bener ngejer dia" ucap reno enteng.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang