VINGT SEPT

3K 171 1
                                    

Sedari tadi kaysa masih terus tertawa mendengar kan reno yang tak henti hentinya bercerita kepadanya, sampai sampai air mata gadis itu keluar dengan sendirinya sangking kerasnya ia tertawa.

Sudah seminggu lebih kaysa dan reno menjadi sepasang kekasih. Dan banyak juga yang mereka lakukan tak jarang membuat hari hari kaysa makin menyenangkann.

"Ah kan sampai nangis gitu lo" ucap reno menghapus air mata kaysa, kaysa masih terus terbahak "muka lo itu menggelikan tau ga sih!" Ucapnya tertawa keras.

Reno memanyunkan bibirnya "gini gini gue kan pacar lo, ya gak ya gak?" Ucap reno menggoda kaysa.

"Idih, iye tau gue" ucapnya.

"Kenapa kita ga coba aku-kamuan aja biar lebih sweet gitu, masa lo-gue sih gak kaya pacaran ah" ucap reno.

Kaysa menautkan kedua alisnya "idih, gayaan banget. Gamau ah ga kebiasa, kaku ntar"

"Ih kamu mah gitu" kata reno denga nada yang dibuat buat, kaysa memasang wajah geli nya "apaan dah no, geli geli!" Ucapnya sambil tertawa.

"Pokoknya aku gamau tau ya. Kamu harus panggil aku dengan sebutan 'kamu' " ucap reno, kaysa tambah ngakak lagi.

"Iya iya ka-mu ya?" Tanyanya memastikan.

Reno tersenyum senang.

Mereka berdua berjalan bersisiran menuju kelas mereka.

"Cie, yang baru jadian. Nempel mulu" sindir bibah, reno dan kaysa hanya tertawa.

"Iya nih, sampai sampai kita kita dilupain" tambah xiena -- "duniakan serasa berdua xien, kita kita mah ngontrak" sambung amora , membuat mereka semua tertawa.

"Apaan sih, alay semua lo" ucap kaysa.

"Atha mana?" Tanya kaysa pada bibah, bibah hanya mengedikkan bahunya menandakan tidak tau.

"Menurut gue dia lagi patah hati" kata bibah, kaysa menyipitkan matanya pada bibah "makanya lo buat hati dia utuh lagi, buat lo"

"Iya gue selalu coba" ucap bibah. Kaysa benar benar salut dengan bibah yang sama sekali tidak merasa terbebani dengan perasaan raka pada kaysa.

Baginya cewek itu juga sesekali harus berjuang.

Selang beberapa lama, raka masuk kedalam kelas. Mukanya kusut, kantung matanya menghitam. Mungkin akhir akhir ini ia keseringan bergadang.

Kaysa menghampiri raka, raka memang duduk sebangku dengan reno. Jadinya kaysa yakin reno akan mengerti.

"Tha!" Ucap kaysa menepuk bahu raka, raka hanya tersenyum tipis. Kaysa memanyunkan bibirnya "tha, is lo irit banget senyum. Yang lebar donggg!!" Ucap kaysa menarik kedua ujung bibir raka.

Reno hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah konyol gadisnya itu, meskipun reno sedikit cemburu tapi ia tak terlalu memikirkan itu karena sekarang kaysa miliknya.

"Makan yuk?" Ajak kaysa, sungguh kaysa tidak enak melihat wajah suram raka akhir akhir ini.

Bibah juga masih memandang maklum kearah dua sahabat itu, karena bibah tau. Kaysa hanya mencintai reno, dan perasaan terhadap raka hanya kasih sayang terhadap sahabat, bibah juga tidak perlu berhati hati pada kaysa.

"Gue gak lapar ra" ucap raka, namun kaysa sudah menarik tangan raka.

"Gue -- eh aku makan bareng atha ya, bhay!" Ucap kaysa memberi kiss bye pada reno yang sedang terkekeh sambil memperhatikan genggaman tangan kaysa pada raka.

"Kenapa gandeng gue ra?" Tanya raka menatap tangan mereka yang berpegangam.

"Kenapa gak boleh? Lo kan sahabat gue. Suka suka gue dong" ucap kaysa tambah mengenggam tangan raka.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang