VINGT HUIT : Ilona

3.2K 166 1
                                    

Satu tahun sudah, hari hari kaysa berjalan penuh warna, terang dan gelap. Tapi semua ia lakukan dengan senang, ia selalu bahagia setidaknya iya begitulah keadaannya, dikelilingi orang orang yang selalu menyayanginya dan bersedia meminjamkan kaysa pundak mereka untuk berbagi pikulan.

Hari ini kaysa tersenyum lega, agaknya sudah 2 minggu ini mereka libur panjang kenaikan kelas 12, semua terasa cepat. Kalian bisa sebut dia waktu, entahla waktu selalu berjalan dengan cepat. Hari beganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan pun berganti tahun.

Kakinya ia langkahkan menuju kelas barunya, betapa senangnya kaysa mengetahui sekelas lagi dengan sahabat sahabatnya.

Di kursi barisan kedua, bibah dan raka duduk disana. Mereka tertawa saling bercanda, kaysa tau bibah pasti berhasil mendapatkan raka! So lihat sekarang? Raka she mine. Karena bibah kaysa percaya, tidak ada salahnya wanita itu berjuang bukan?

Di belakangnya duduk amora dan xiena yang sedang melambaikan tangan pada kaysa, sambil menunjuk bangku disamping mereka yang kosong. Kaysa mengangguk mengerti lalu berjalan kearah sahabatnya itu.

"Hai!" Sapa kaysa pada kedua sahabatnya itu, lalu menarik bangkunya sedikit mendekat disamping xiena.

"Hai! Gimana liburan lo?!" Tanya xiena, amora pun mengangguk menatap kaysa dengan penasaran cerita gadis didepannya ini saatt liburan kenaikan kelas kemarin.

"Uhm,---" kaysa meletakkan telunjuknya dibibirnya, lalu matanya berbinar senang "ah gue seneng! Sepupu sepupu gue di sana baik semua ampun deh!"

"Uh, lo nya asik asikan di jerman sana. Gue? ah! Males gaasik nge mall mulu bosan." Ucap amora kesal -- "mau ajakin si bibah, eh dia sibuk tu sama si curut" amora menunjuk bibah dan raka dengan dagunya.

Xiena dan kaysa tertawa melihat ekpresi sebal amora "lo nya sih, kan bang ragil ngajakin lo ngikut. Lo nya nolak!" Ucap xiena, pipi amora seketika memerah. Ia tampak malu malu "iya ih, tau ga sih, sepupu disana itu seneng sama bg ragil! Habis ramah. Jadinya dia betah deh kuliah disana" ucap kaysa.

"Habis gue malu tau" ucap nya malu malu -- "hayo kenapa sih kaka ipar gue malu malu?" Goda kaysa, amora mencubit lengan kaysa gemas "udah ah ganti topik!" Ucapnya kesal.

Xiena dan kaysa kembali tertawa, membuli amora yang selalu salah tingkah jika membahas hubungannya dengan ragil menjadi kesenangan sendiri bagi kaysa, melihat amora yang tiba tiba malu tak bisa berkata apa apa membuatnya terkikik geli.

"Nih, bang ragil nitip ini nih buat calon istrinya 5 tahun lagi!" Ucap kaysa memberikan sebuah kubus berbungkus kain merah berbludru.

"Wow, cincin kawin" ledek xiena -- amora menyiku lengan xiena. Memang sekarang amora dan ragil LDR-an. Karena ragil yang sudah hampir 2 tahun ini kulia di jerman terhitung sejak amora kelas 11.

"Buka dong!" Ucap bibah tiba tiba sudah memutar kursinya kearah mereka.

Mereka semua menatap amora kepo, amora semakin memanas saja.

Dengan ragu ia membuka kotak berbentuk kubus itu.

"Ah so sweet" ledek xiena. Kaysa tersenyum romantis banget tu ragil ledeknya dalam hati.

Bibah sudah berteriak alays seperti biasanya "yaAmpun, sweet banget sih bang ragil!" Amora menatap kalung berliontin sebuah cincin itu, senyumnya merekah.

Beruntungnya dia..

"Baca juga dong suratnya!" Desak bibah, amora mencebik "no! Itu privacy okay?!" Ucapnya lalu menutup kembali kotak itu dan memasukkannya kedalam tas sementara bibah mengerucutkan bibirnya. Kaysa hanya terkekeh kecil melihat tingkah sahabatnya yang tak pernah berubah.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang