챕터 09: THE PUREBLOOD

1.7K 198 95
                                    



Hallo Pinkish... Update terbaru nih... Semoga bisa makin cinta sama kisah cinta pangeran Winter De Mort ini yaaa...

Jangan lupa kasih Vote dan Komentarnya.

Btw berapa persen nih batre hape kalian?
👇🏻👇🏻👇🏻

Btw berapa persen nih batre hape kalian?👇🏻👇🏻👇🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo kalian dicium karena apa?

Hehehe..
Selamat membaca






Previous Story:

"Air liurku mampu menyamarkan bau tubuh manusiamu." Jelas V dengan singkat. Hal yang semakin membuat jantung Rochelle berdebar dengan hebat.

"Sekarang mari kita coba dilehermu."

Mata Rochelle spontan terbelalak mendengar kalimat susulan V itu.









"Leher?" Tanya Rochelle yang semakin gugup dibuat V, terlebih dia bisa merasakan jemari tangan V yang saat ini menempel di lehernya untuk menyingkirkan rambutnya.

"Iya, leher. Apa kau ingin mencoba langsung di dada atau pahamu?"

Wajah Rochelle spontan memerah mendengar pertanyaan yang dengan santainya keluar dari mulut V itu. Jantungnya semakin berdebar dengan hebat. Hal yang tanpa Rochelle sadari membuat satu senyuman menyeringai terlukis di salah satu sudut bibir V.

Dia takut. Batin V.

"Aku tidak akan menggigit lehermu sekarang. Jadi kau bisa tenang." Lanjut V yang ternyata tidak mengetahui alasan pasti mengapa jantung Rochelle berdebar dengan hebat.

"Ngghhhh..." Rochelle hampir kehilangan keseimbangannya ketika merasakan benda kenyal menempel di lehernya. V bahkan harus mengeratkan satu tangannya yang masih melingkar di pinggang Rochelle agar Rochelle tidak terpeleset jatuh, karena posisi Rochelle saat ini sedang membelakangi V.

Dingin...

Bibir V terasa sangat dingin.

Dingin dan basah.

"Nghhh..." Kali ini Rochelle tidak bisa menahan dirinya atas bibir dingin V yang masih terus menempel di lehernya. Memberikan kecupan-kecupan basah yang menelusuri leher Rochelle yang kini sudah berada di telinganya. Hal yang membuat Rochelle tanpa sadar meremas tangan V yang melingkar di perutnya dengan sangat kuat.

"Ada apa?" Tanya V yang akhirnya menghentikan aktivitas berbahayanya itu.

"A-aku lapar. Sangat lapar."

"Lapar?"

"Iya, lapar. Aku bisa mati jika kelaparan."

Mendengar pengakuan Rochelle itu, V menarik wajahnya dari leher Rochelle dan berdiri kembali ke posisi awalnya.

MIDNIGHT SCENERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang