챕터 02: BLACK SWAN

5.3K 447 73
                                    

Udah pada streaming BLACK SWAN?Lagunya menurut kalian gimana?Gila banget sih lyricnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah pada streaming BLACK SWAN?
Lagunya menurut kalian gimana?
Gila banget sih lyricnya... so DEEP 🥺🥺🥺

Jangan lupa streaming ya....

Btw Harap dimaklumi kalo banyak TYPO yaa...
Enjoy...

__________________________________________

Previous story:
"Setiap 20 tahun sekali pada hari ketujuh dibulan tujuh....." Laki-laki itu menarik nafas dengan dalam sebelum melanjutkan kata-katanya. "Tutup pintumu rapat-rapat...... jangan pernah keluar rumah setelah matahari terbenam...... Tutup telingamu sebelum kabut itu hilang.... Karena kau akan mendengar teriakan-teriakan mereka."

Dengan seketika lutut Lily melemas mendengar hal dulu sering diucapkan ibunya sebagai pengantar tidur.







"A-apa yang baru saja terjadi?" Lily menanyakan pertanyaan itu dengan terbata. Masih dalam posisi bersujud kaku dilantai tanah kedai itu yang tentu saja membuat gaun kuningnya kotor.

Lily kemudian menghapus air matanya dengan tangan kosongnya. Masih berharap mereka mau menceritakan hal yang dahulu selalu menjadi cerita pengantar tidurnya.

Jantungnya masih berdetak dengan sangat cepat, otaknya bersikeras mencerna apa yang baru saja terjadi dan tentu saja berharap bahwa semua akan baik-baik saja bahkan dengan tangan yang ikut gemetar menyadari bahwa yang terjadi saat ini tidak baik-baik saja.


Salah seorang perempuan paruh baya mencoba membantu lily untuk bangun dan menuntunnya untuk duduk disalah satu kursi kayu ditempat itu.

Dengan beberapa kali mengusap air matanya, Lily mengambil tempat dikursi kayu itu dan duduk dengan sempurna. Mempersiapkan diri untuk mendengar hal yang dia pikir hanyalah mitos belaka dari perempuan paruh baya itu yang mulai membuka suaranya, menyambung hal yang dikatakan laki-laki tua yang masih menatap kosong cangkir dihadapannya.

Sesekali Lily meremas tangannya sendiri yang berkeringat dingin, mendapati dirinya belum siap mendengarkan kenyataan.


Perempuan paruh baya itu berdeham beberapa kali sebelum akhirnya menceritakan kisah tragis dari wilayah mereka, Coven Hox.


"Kau pasti tau tentang kekalahan Coven Hox terhadap..." Kata-kata perempuan paruh baya itu terhenti. Dengan mengecilkan volume dari suaranya, dia melanjutkan kata-katanya. "Winter de Mort."


Lily mengangguk dengan cepat. Dengan beberapa bulir air mata yang jatuh membasahi pipinya.


"Karena kekalahan Coven Hox, petinggi kerajaan kita harus menyetujui perjanjian dengan mereka." Lanjut perempuan itu sembari melayangkan pandangannya kearah pintu masuk yang tertutup rapat dihadapannya.

MIDNIGHT SCENERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang