Dengan tangan kanan yang masih gemetar, Rochelle mencoba untuk kembali melukai dirinya. Berharap dengan luka yang banyak di tubuhnya mampu memancing vampir dari wilayah Winter De Mort.
Syukurlah sebelum Rochelle melakukannya, angin yang sangat kencang menerpa tubuhnya dari arah wilayah Winter De Mort sehingga dia harus menutupi wajahnya.
"APA YANG KAU PIKIR SEDANG KAU LAKUKAN?" Teriak Yoon yang sudah meraih kerah jubah yang dikenakan Rochelle sehingga tubuh Rochelle saat ini sudah terangkat ke atas dengan posisi kakinya tidak menyentuh tanah.
"YOON!" Kehadiran tiba-tiba seorang perempuan yang menyusul kehadiran Yoon, berteriak memperingati Yoon. Perempuan yang ternyata adalah Selene.
"Dia ingin mencari kematian, maka itulah yang akan aku berikan." Yoon masih berucap dengan geram. Gigi vampirnya bahkan saat ini terlihat dengan jelas.
"LEPASKAN DIA YOON!" Kali ini giliran Selene yang berteriak. Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya sehingga membuat Yoon terkejut dan mau tidak mau harus melepaskan cengkramannya dari Rochelle.
"Ada apa ini?" Suara seorang laki-laki yang ternyata adalah Nam, terdengar. Dia juga muncul dengan cepat dari arah Winter De Mort. "Tunggu dulu. Apakah kalian sadar bahwa kita baru saja melewati perbatasan wilayah?" Tanya Nam yang merupakan orang pertama yang menyadari bahwa mereka baru saja melewati batas wilayah, membuat Yoon dan Selene dengan cepat melayangkan pandangannya ke semua arah.
Benar ternyata, saat ini mereka sudah berdiri melewati batas wilayah.
Setelah memastikan hal itu, baik Selene maupun Yoon kembali memandang Rochelle yang masih duduk dengan pasrah di tanah.
"A-aku mengizinkan kalian masuk. A-aku masih ingat semuanya. Aku mengingat semua hal yang terjadi di Winter De Mort." pengakuan Rochelle tersebut spontan membuat Yoon, Selene, dan Nam terkejut.
"Bagaimana bisa?"
"Karena aku penyihir? Entahlah. A-ada hal yang lebih penting dari itu! Itulah alasanku datang kesini. K-kalian harus m-melakukan sesuatu." Tubuh Rochelle bergetar hebat ketika membuka suaranya.
"Aku mencium bau dar-" Jeon yang baru saja sampai, tidak melanjutkan kalimatnya ketika melihat keberadaan Rochelle yang sudah berlumuran darah.
"Vlad... Vlad ditangkap kerajaan Coven Hox. Mereka sedang merencanakan penyerangan ke wilayah kalian. Perak, mereka mengetahui kelemahan kalian. A-ada sangat banyak perak. Tolong bantu Vlad. Ini adalah salahku. Jika aku tidak mengizinkan Vlad untuk bisa masuk ke wilayah Coven Hox, hal mengerikan seperti ini p-pasti tidak akan t-terjadi." Ucap Rochelle disela isak tangisnya.
Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara. Mereka hanya saling bertukar pandangan seperti sudah tau harus melakukan apa. Karena ketika Yoon selesai memberikan pandangannya kepada Selene, Selene dengan langsung mengambil langkah mendekat ke arah Rochelle dan membantunya untuk bangun.
"Mari kita bersihkan darahmu." Ucap Selene yang terlihat dengan jelas mencoba untuk menahan dirinya dari godaan darah segar Rochelle yang masih menetes keluar dari lukanya.
"B-bagaimana dengan Vlad. D-dia-"
"Mereka akan membereskan semuanya. Hal yang terpenting sekarang adalah bagimu untuk membersihkan luka itu. Vlad tidak akan memaafkan kita jika kau terluka seperti ini."
Mendengar penjelasan Selene itu membuat Rochelle setidaknya mengerti.
"Kau tidak ingin berada diantara pembantaian yang akan terjadi di sana kan?" Bisik Selene yang saat ini membantu Rochelle untuk naik ke atas kuda sesaat setelah Yoon, Nam, dan Jeon menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SCENERY
Fiksi PenggemarCOMPLETED ✅ 18+ "Kau adalah alasanku menanti malam..."