Lucas kan mau juga punya pacar minimal daddy lah namun ia masih mau hidup karena ibu maupun ayah nya bakal mencekik nya jika ia punya pacar apalagi daddy, ia memandang kakak tirinya yang tersenyum bahagia pamer pacar dan mengenal kan pacar nya wajah Lucas semakin kecut karena melihat kakak nya yang sangat manja dan bergelayutan di lengan pacarnya kayak monyet.
Ia dan kakak tiri nya memang tidak pernah akur dari dulu namun heran nya justru kakak nya sangat dekat dengan ibu nya yang nota bene nya adalah ibu kandung Lucas dan ibu tiri untuk kakak nya beda ayah maksud nya, Lucas melihat pacar kakak nya memandang dan mendekati nya saat kakak nya sedang bicara di ruangan lain dengan kedua orang tua.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Om mau apa, sana...."
"Dari tadi kau diam saja dan wajah mu sangat kusut, ada masalah ya?"
"Bukan urusan om, heran deh selera om jelek sekali"
Wajah Pine berkerut mendengar nya.
"Lah itu kan kakak kamu, kok ngomongnya kayak gitu?"
"Kakak tiri tepat nya"
Lucas berbalik dan pergi ke kemar nya menumpahkan kekesalan nya memukul boneka beruang besar nya yang tidak bersalah lalu menghempaskan tubuh nya ia berbaring memejam kan mata namun mengapa wajah Pine bermain di pikiran nya dan ucapan lembut nya, terdengar suara girang di bawah ternyata kakak nya mendapat restu dan Pine hendak menikahi kakak nya makin gusar lah Lucas namun ia senang berarti ia tidak perlu bertengkar dengan kakak nya lagi hanya gara gara hal sepele.
Wajah nya di tekuk kenapa ia di bawa bawa yang mau menikah kakak nya namun ibu nya justru membawanya sekalian untuk memilih baju yang pas karena ukuran tubuh Lucas rada kecil emang dulu sering sakit sakitan dan tubuh nya jadi gitu gitu aja mau makan sebanyak apa tetap aja kebuang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perhatian Pine justru tertarik pada Lucas daripada tunangan nya yang sedang sibuk memilih model dan di ukur ia tertawa hingga mata nya hilang sepertinya sudah tidak bete lagi.
"Beb, gimana kalau gaun ini?"
Lily memandang Pine yang seperti nya tidak memperhatikan nya.
"Beb"
Teriakan gadis itu membuat nya terkejut dan menarik perhatian beberapa orang.
"Kamu liatin siapa sih?"
"Nggak siapa siapa aku sedang memikirkan pekerjaan ku"
"Ih kamu kita kan mau nikah kok jadi mikirin pekerjaan sih, ini bagus tidak"
Lily berputar putar di hadapan Pine dan Pine hanya mengangguk saja ia tidak tertarik dan bosan menunggui mereka kalau ia sudah selesai dari tadi.
"Bu aku mau pulang"
"Lho kok mau pulang duluan, ya pulang nya sama sama dong"
"Aku bosan dan capek, kan aku sudah selesai juga"
"Memang nya kamu mau pulang pake apa, ayah saja masih di kantor"
"Biar saya yang mengantar nyonya"
Keduanya menoleh ternyata itu Pine dan ibu nya setuju dan wajah kakak nya jangan di tanya lagi sudah kayak mau nelan Lucas bulat bulat sekarang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari tadi Lucas hanya diam tidak menyahut sampai Pine memegang tangan nya ia menoleh lalu menarik tangan nya ia memalingkan wajah entah Lucas heran mengapa Pine sangat perhatian padanya.
"Kau memang selalu bete ya.... kau sepertinya sangat membenci kakak mu"
"Om banyak bicara dari tadi"
"Lucas walaupun ia bukan kakak kandungmu setidak nya hormati dia"
"Aku turun disini saja om"
"Lho kok gitu, ini masih jauh lho memangnya kamu sanggup berjalan sejauh itu"
"Aku nggak mau pulang, lebih baik aku ngumpul dengan teman teman ku"
Pine meminghirkan mobilnya dan memandangLucas yang keluar dari mobil tanpa menoleh ia berlari pergi menjauhi mobil dan bergabung bersama beberapa orang seumuran dengan nya, Lucas pulang saat makan malam namun ia sudah makam bersama yeman teman nya dan memutuskan langsung ke kamar namun ayah nya memanggil.
"Kamu dari mana, kata Pine kamu turun di jalan tadi dan bersama teman teman kamu.... papa paham kamu tidak menyukai ini semua dan kai tidak pernah akur dengan kakak mu tapi setidak nya kamu ikut bahagia dengan pernikahan nya"
"Maaf ayah.... Lucas akan coba"
Ayah ya mengusap kepalanya dan meninggalkan nya sendiri yang mematung ia menghembuskan nafas dan kenyataan nya ia tidak yakin ia akan bahagia jika mengingat ucapan ucapan kakak nya yang kadang menyakiti hati nya.