Yerina memandang Zoya yang duduk di sampingnya. Temannya itu sedang menumpu kepalanya di atas meja sembari memandang layar ponselnya dengan pandangan berapi-api. Dodo bahkan takut jika ponsel Zoya akan terbakar.
"Masih belom dibales juga sama Si Kating Kampret itu?" Tanya Jennie pada Zoya. Yerina mendesis mendengarnya, sedangkan Dodo memandang Jennie dengan pandangan tak suka.
"Kenapa lo tanya?" Dodo berbisik pada Jennie dengan mulut rapat.
Zoya menaik-turunkan halaman chatting-nya dengan Andrew dan menggeleng keras. Kemudian dengan kasar dia meletakkan ponselnya di atas meja.
"Lo udah sampe mana, Do?" Tanya Zoya pada Dodo yang kini duduk tegap dengan kaku.
"Gu-gue masih gak ngerti nyatuin shapes di sini-apa ini namanya? Ini-di word, Jo." Jawab Dodo dengan gagap.
"Yaudah lo pisahin, deh. Bikin dokumen baru aja untuk bagannya. Biar nanti gue yang rapihin. Isi tugas lo udah bagus." Pinta Zoya yang kemudian memasukan kentang goreng ke dalam mulutnya. Dodo menghela nafas lega mendengarnya.
"Lega banget, Lo?" Ledek Jennie menyikut Dodo di sampingnya.
"Lega, lah. Jojo serem banget anjir waktu ngoreksi punya gue." Ujar Dodo jujur.
"Oh, ya? Maaf, deh. Gue tadi kebawa emosi aja ngeliat isi tugas lo bertiga. Punya Dita sama Wisnu masih kurang, punya lo berantakan banget, ditambah gegara kak Andrew gak bales-bales."
"Santai aja, Jo. Kelompok gue aja belom ada yang ngirim, kok." Kata Yerina menenangkan.
"Tapi anggota kelompok lo bener semua, ya. Gak ada yang aneh-aneh." Komentar Zoya. Mendengar itu Jennie mendecih.
"Justru aneh semua. Ini tuh gegara ketua kelompoknya Si Octopus, jadi anggota kelompok yang sisanya cewek semua pada carper ngerjain sebaik mungkin." Jelas Jennie.
"Kecuali gue sama Jejen." Yerina menambahkan.
"Trik aja kali? Biar kayak di film-film, sok-sok gak tertarik biar dinotis." Kata Dodo. Cowok itu menutup laptop dan memasukkanya ke dalam tas.
"Dinotis sama Si Octopus itu? Gak, makasih." Kata Jennie.
"Jejen udah punya gebetan." Zoya memberitahu.
"Anak mana?" Tanya Dodo excited.
"Kating teknik mesin. Badannya, beuh! Udah bukan kayak anak fakultas teknik, tapi kayak anak fakultas olah raga." Jelas Yerina tidak kalah excited.
"Masa, sih? Gue belom liat anak teknik mesin yang badannya bagus. Namanya siapa?" Tanya Dodo lagi.
"Et, et, et, et! Cukup! Udah, cukup, ya. Sudahi sampai di sini aja pembicaraan ini."
Belum sempat Yerina menjawab, Jennie sudah memotong. Dia bangkit dari duduknya dan menarik tangan Yerina untuk ikut bangkit.
"Ayo kita nyalon."
Jennie dan Yerina pun meninggalkan Dodo dengan rasa penasaran yang tinggi. Cowok itu bertanya pada Zoya, namun temannya itu tidak ingat siapa nama gebetan Jennie yang diceritakan Yerina tadi.
Hari ini Zoya pulang bersama Dodo. Sepanjang jalan Dodo terus meminta Zoya untuk mengingat nama gebetan Jennie. Membuat kuping Zoya panas. Tahu begini dia tadi pulang sendiri saja.
Dari beberapa meter, Dodo dan Zoya dapat melihat kerumunan di pinggir jalan raya menutupi gang masuk ke komplek indekos Zoya. Ada mobil polisi juga terparkir di sana.
"Ada kecelakaan ya, Do?" Tanya Zoya pada Dodo.
"Kayaknya, Jo." Dodo menjawab.
Di ujung kerumunan, Dodo memberhentikan motor dan mengajak Zoya untuk turun dari motor juga. Awalnya hanya untuk melihat apakah mereka tetap bisa masuk ke dalam gang atau tidak. Namun begitu melihat sosok yang familiar, Dodo malah menghampiri dan menarik Zoya semakin dalam ke kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang yang Sama
FanfictionBerbeda. Terkadang hal-hal yang berbeda akan menjadi sesuatu yang indah jika disatukan. Namun terkadang justru akan menciptakan suatu kekacauan. Saling melengkapi atau saling bertabrakan. Keduanya bisa membahagiakan sekaligus menyakiti dengan carany...