Sembilan.

19 2 0
                                    

MAAP BANGET INI MAH UDAH BERTAHUN-TAHUN BARU UPDATE, KALO LUPA BOLEH DIBACA ULANG LAGI😭😭

.

.

Dodo meletakkan dua botol air mineral di atas meja lalu duduk di sebelah Zoya yang sedang memandang lurus ke depan. Tangannya mengambil keripik yang ada di hadapan mereka.

"Hebat banget, ya. Udah satu jam belum ada yang dateng juga." Kata Zoya sambil mengunyah dengan mata yang masih memandang ke depan.

Saat ini mereka sedang duduk di salah satu meja yang disediakan di snack corner perpustakaan kampus, menunggu tiga anggota kelompok mereka yang lain untuk berdiskusi mengenai tugas kelompok seperti yang sudah dijanjikan. Karena sudah satu jam ketiga orang itu tidak muncul juga, akhirnya mereka memutuskan untuk membagi bagian tugas mereka sendiri dan memakan snack. Barusan sekali Dodo membelikan minuman untuk mereka berdua.

Zoya menjatuhkan kepalanya di atas meja. Dodo yang melihat itu menepuk-nepuk kepala Zoya dengan wajah prihatin.

"Kasihan banget temen gue." Kata Dodo. Cowok itu kembali melihat ke depan, dan saat itu pula tepukannya di kepala Zoya berubah menjadi lebih keras.

"Astaga sakit, Do! Lo mau aniaya gue?" Protes Zoya sambil mengangkat kepalanya. Dodo hanya mengarahkan dagunya menuju pintu masuk. Zoya mengikuti arahan itu, selanjutnya ia menghela nafas begitu melihat Wisnu berjalan ke arah mereka.

"Hai, Do, Zoya. Maaf ya gue telat, tadi kelas gue lambat mulainya." Wisnu meminta maaf begitu dia duduk di hadapan Zoya dan Dodo.

"Dita sama Andrew gak bareng lo?" Tanya Zoya. Dia membuka kembali modul dan buku catatan mata kuliah yang akan mereka bahas.

Wisnu menggelengkan kepala, "Gue gak sekelas sama mereka hari ini. Kelas mereka harusnya sih udah selesai duluan."

Zoya dan Dodo saling tatap, kemudian cewek itu kembali menatap Wisnu. Memilih tidak ambil pusing, Zoya menyerahkan buku catatannya kepada Wisnu.

"Karena tadi cuma gue sama Dodo yang tepat waktu, jadi kita putusin untuk nentuin pembagian materinya aja duluan biar gak buang-buang waktu. Pembagian tugas dan materinya kayak yang gue tulis di sticky note itu. Bagian lo udah gue highlight di halaman selanjutnya. Setuju, kan?"

Wisnu menganggukkan kepalanya perlahan dan menatap Dodo juga Zoya bergantian.

"Iya gue setuju, kok. Pembagiannya adil." Komentar Wisnu. Zoya dan Dodo mengangguk. Saat itu datanglah Dita yang langsung mengambil tempat duduk di hadapan Dodo dengan menggeser Wisnu begitu saja.

"Udah bahas apa aja?" Tanya Dita tanpa basa-basi atau menjelaskan alasannya terlambat. Zoya hanya menggeleng-gelengkan kecil kepalanya.

Wisnu menjelaskan persis seperti apa yang dijelaskan oleh Zoya padanya tadi. Dita langsung menyetujuinya dan merasa senang karena menurutnya bagiannya mudah dan tidak terlalu banyak. Zoya tidak bersuara sama sekali semenjak kedatangan Dita.

Mereka berempat - atau hanya bertiga untuk beberapa saat - berdiskusi singkat karena waktu sudah semakin sore. Saat Zoya akhirnya menjelaskan konsep dan pembagian lainnya, Dita beberapa kali menyela karena perbedaan pendapat yang menurut Zoya konyol. Begitu Dodo yang menjelaskan, Dita segera berubah pikiran.

Sebenarnya Zoya tahu Dita adalah anak yang pintar, rajin, dan rapi. Bahkan dia akan mencatat apa saja dengan detail supaya dapat menjadi pengingat dan acuan saat dibutuhkan nanti. Maka dari itu Zoya tidak terlalu khawatir dengan hasil dari tugasnya nanti. Hanya saja cewek itu seringkali bertindak seenaknya. Dia juga mudah sekali memihak orang yang menguntungkannya dengan cara yang salah.

Tentang yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang