Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuhBalik lagiii, lama kali ya aku tak muncul
Langsung aja ya?
Tandai typo! Oke?
Happy Reading 😁
.
.
.
.
.
.Rayyan-Rajendra-Bintang.
______________________________________"Jendra belum pulang, Mik?" tanya Abi Akhya. Ditatapnya Umi Fitri yang menunjukkan raut wajah khawatir. Umi Fitri hanya menggeleng sebagai jawaban.
Abi Akhya menghela napasnya. Tidak biasanya pula Rajendra menghilang, tidak ada kabar sama sekali. Saat ditelpon pun ternyata ponselnya tertinggal di kamar. Jadi lah semua keluarga ndalem khawatir dibuatnya.
Sementara itu, lelaki yang dicari sedang duduk anteng di dalam rumah kakeknya yang berada di Jombang sembari memakan brownis.
"Jendra, sampean udah ngabarin Umi atau Abimu?" tanya Om-nya. Kebetulan Faiz sedang mendapatkan cutinya.
Rajendra menggeleng.
"Kenapa?"
"Enggak bawa hape," ucap Rajendra nyengir.
"Ck." Mendengar jawaban keponakannya, Om Faiz mendecak. Tangannya merogoh kantung celananya. Ia menyodorkan ponselnya pada Jendra. "Kabarin keluargamu, mereka pasti cemas," nasihat Faiz.
"Nanti aja lah Om," tolak Rajendra membuat Om Faiz menghela napasnya. Saat ingin memberi tahu adiknya jika anaknya berada di Jombang pun Rajendra sudah mewanti-wanti agar tidak memberi tahu keberadaannya.
"Sampean nginep apa gimana?" tanya Om Faiz sembari ikut menikmati brownis. Ia menatap lekat pada keponakannya itu. Pemuda itu terlihat berbeda sekali dari biasanya.
Rajendra berhenti mengunyah, ia membalas tatapan Omnya. "Enggak ding, Om. Nanti Jendra pulang. Kasian Umi," jawabnya sembari menggelengkan kepalanya.
"Kalau kasian, kabarin ya? Seenggaknya mereka tahu kalau kamu di sini dan baik-baik aja," bujuk Om Faiz. Bagaimanapun ia sangat mengenal benar perangai dari adiknya itu. Pasti sekarang Fitri sedang mengkhawatirkan putranya yang tidak ada kabar sama sekali.
"Ehm ... gimana ya , Om? Jendra rasanya males. Kayak enggak mau ngomong atau apa pun lah sama orang disana," jelasnya. Nada bicaranya pun berubah. Tapi apa yang ia katakan memang kebenarannya. Ia rasanya masih malas untuk sekedar berkabar dengan orang-orang di sana.
"Memangnya kamu kenapa? Ada masalah? Sama siapa?" Pertanyaan beruntun itu keluar dari bibir Om nya.
"Kalau dibilang masalah si kayaknya enggak, Om. Tapi mungkin karena Jendra lagi males aja," balas Jendra yang diakhiri dengan kekehan ringan.
Wawancara dadakan itu pun terus berlanjut hingga membicarakan sesuatu yang tidak berhubungan sama sekali dengan pembicaraan awal. Tadi setelah Maghrib, dirinya dikejutkan dengan deru motor yang masuk ke dalam rumahnya. Saat keluar, bertambahlah keterkejutan Om Faiz kala melihat Rajendra tersenyum lebar padanya. Setelah turun dari motor, Rajendra langsung mengambil posisi hormat yang membuat Om Faiz terkekeh setelah menurunkan tangannya dari posisi hormatnya.
Rajendra dengan segera menuju Faiz dan menyaliminya. "Om tumben di rumah?"
"Lagi cuti."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilar Abi
General Fiction"Bintang?" panggil Rajendra. "Dalem, Abang," sahutnya dengan nada khas anak kecil. "Tujuh ditambah nol itu berapa?" tanya Rajendra. Bintang terdiam, berusaha mengingat-ingat apa yang sudah disampaikan uminya tadi pagi. Keningnya berkerut dengan bibi...