Prolog

210 26 5
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Hai hai haaaiiiii😁😁😁
Saya balik lagi dengan cerita baru.

Yang dulu pingin tahu kehidupan 3 anaknya Abi Akhya sama Umi Fitri
yuk merapat yukk...
Hehe...
Alhamdulillah...
Akhirnya ada sedikit pencerahan...
Dan semoga seterusnya juga begitu. aamiin.

Semoga idenya bisa ngalir terus...
Kalau up nya molor bisa ingetin saya di komentar atau di DM, biar ada kemajuan..
Tapi mungkin untuk beberapa waktu mohon dimaklumi untuk kemolorannya...

Sekian.
Terima kasih...
Semoga suka ya...
Bye bye...
Selamat membaca😊😊

.

.

.

Rayyan-Rajendra-Bintang
.
.
.

-----------------------------------------------------------

Pagi ini Abi Akhya beserta Umi Fitri dan ketiga anaknya berencana untuk tindak ke Jombang, ke rumah Umi Fitri. Tentu saja ditanggapi antusias oleh Rajendra.

"Umi! Bintang kemana?" tanya Abi Akhya pada Umi Fitri yang sudah duduk anteng disebelahnya.

Umi Fitri terdiam mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menggeleng.

Rayyan melirik tajam pada Rajendra yang duduk di sebelah kemudi, tangannya mencengkeram erat kemudinya.  "Ndra," panggil Rayyan lirih. "Bintang dimana?" lanjutnya.

Rajendra mengerutkan dahinya, tidak terima atas tuduhan sang kakak. "Ya enggak tahu, tadi kan sama Abi," sewotnya. Rajendra berusaha menyembunyikan tawanya.

"Enggak," sahut Abi Akhya cepat.

"Le," panggil Umi Fitri dengan senyum keibuannya.

"Dalem Umi."

"Bintang dimana?"

"Enggak tahu," kekeh Rajendra.

Tidak ingin beradu argumen lagi, Rayyan dan Rajendra segera turun dari mobil.

"Bintang dimana Rajendra?" tanya Rayyan dengan nada rendah, membuat Rajendra meringis.

Keduanya kembali masuk ke ndalem mencari Bintang. Sementara itu di dalam mobil, Abi Akhya dan Umi Fitri hanya terdiam namun tangan keduanya tidak terlepas sama sekali.

"Umi."

Abi Akhya dan Fitri dan sama-sama mengerjapkan matanya lalu saling memandang, suara Bintang berada di dalam mobil dengan suara yang sedikit tidak jelas.

"Abi."

"Bintang dimana, Nak?" Umi  Fitri menoleh mencari keberadaan si polos.

"Umi ... Bintan di kaldus."

Abi Akhya dan Umi Fitri saling menatap, keduanya refleks menoleh ke jok belakang. Saat itu, mata keduanya melihat kardus besar dibelakang. Akhya memutar badannya dan membuka kardus yang setengah tertutup.

"Allahu Akbar Nduuk!!" seru Abi Akhya terkejut, begitu pula dengan Umi Fitri. Abi Akhya langsung beristighfar sambil mengelus dada.

"Kenapa di dalem kardus bintang?"

Pilar AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang