Pilar Abi - 5

107 14 6
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Balik lagiii, lama kali ya aku tak muncul

Langsung aja ya?

Tandai typo! Oke?

Happy Reading 😁
.
.
.
.
.
.
Rayyan-Rajendra-Bintang.
______________________________________

Suasana ndalem terasa lebih ramai dan sedikit repot dari biasanya. Tentunya Bintang yang menjadi penyebab utama dari keramaian tersebut. Hari ini, seperti yang dikatakan oleh Gus Rayyan pada Abi dan Uminya, teman-temannya akan datang untuk showan sekaligus temu kangen setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Mulai dari sesama anak Kiai maupun anak orang biasa yang dulunya menjadi teman dalam menempuh pendidikan.

Sedari pagi pun Bintang sudah sibuk merecoki semua anggota ndalem, termasuk abinya. Namun sekarang, ia tengah merecoki uminya di dapur.

"Umi," panggilnya pelan.

"Dalem, Bintang."

"Umi?"

"Iya?"

"Umi?" Bintang tertawa kecil melihat raut wajah Uminya.

"Umi ... Umi ... Umi ... Umi ...." Berkali-kali Bintang memanggil uminya tanpa tujuan. Pun dengan tingkahnya yang terus-menerus mengikuti kemanapun uminya berjalan.

"Ya Allah Bintang, anaknya Umi yang paling cantiiik," desis Umi Fitri sembari tersenyum terpaksa, sedikit tertekan dengan tingkah putri satu-satunya, bungsu pula.

"Kan anaknya Umi yang pelempuan tuma Bintan, ya pasti Bintan yang paling tantik. Umi ini bagaimana, sih?" gerutu Bintang menjawab ucapan uminya.

Umi Fitri menghela napas, semakin tertekan saja rasanya. "Iya ... Iya. Sekarang Bintang mau apa?"

Bintang terdiam. "Ndak mau apa-apa, Mik. Hehehe." Bintang nyengir diakhir kalimatnya. "Tapi, kalau kata Bang Jendela, gabut," lanjutnya.

Umi Fitri yang sudah kepalang gemas langsung saja menangkup wajah Bintang. Diberikannya kecupan di kedua pipi dan dahinya. Sementara si empunya hanya terkikik merasa geli.

"Umi."

Suara berat itu terdengar mengalun dengan lembut.

Umi Fitri mengalihkan pandangannya. Saat tatapan kedua orang tua itu bertemu, Umi Fitri menyunggingkan sebuah senyuman yang membuat Abi Akhya sempat tertegun di tempatnya. Rasanya masih sama seperti dulu. Saat Abi Akhya membuat Umi Fitri tersenyum, niat hati ingin membuat Umi Fitri agar jatuh hati padanya. Namun nyatanya saat Umi Fitri tersenyum, malah Abi Akhya yang dibuat semakin jatuh hati pada perempuan di depannya itu.

"Ya Allah, Umii," batinnya menggeram. Abi Akhya pun mendekat seraya membalas senyuman yang diberikan padanya.

"Ada apa, Bi?" tanya Umi Fitri.

Aaaah, melihat senyuman Umi Fitri membuat Abi Akhya lupa akan tujuannya. Untung saja dulu ia tidak menolak perjodohan yang dilakukan oleh Abi Salman. Jika tidak, bagaimana menyesalnya hari ini karena tidak bisa melihat senyuman itu setiap harinya. Bukannya merasa jenuh, semakin hari malah semakin jatuh hati saja pada ibu dari anak-anaknya itu. Mengingat hal itu, lantas Abi Akhya tersenyum sendiri. Hingga tanpa disadari, telinganya pun mulai memerah dengan sendirinya. Ingin sekali rasanya untuk menghentikan waktu, tidak ingin senyuman itu sirna dari penglihatannya.

Pilar AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang