18. Don't Expect Me

848 109 1
                                    

Thank your for leaving a trace.





_______________
Jennie POV

"Kau menunggu kekasihmu?"

"Hmm lisa akan menjemputku"

Tanya seulgi dengan nada sedikit berbeda dan beberapa hari inipun sikapnya padaku sangat berbeda, dia tidak lagi kesal ketika bertemu denganku, tidak lagi sinis ketika berbicara denganku.

Seketika irene berjalan melewatiku dia hanya menyapa seulgi yang sekarang statusnya sebagai kekasihnya, aku tidak masalah namun tidak bisakah dia memaafkanku. Sebaiknya aku berbicara sebentar dengan irene, aku tidak ingin dia membenciku, aku tidak ingin memiliki musuh, bahkan disisa hidupku.

"Ada apa jen?"tanya irene lirih aku seketika berjalan lebih mendekat kearahnya

"Tidak, hanya kontrak kita selesai dalam beberapa minggu, aku tahu kau masih marah padaku dan mungkin tidak akan memaafkanku, tapi aku sungguh ingin hubungan kita lebih baik dari ini, kita masih bisa berteman irene"

Cukup lama aku menunggu irene mengucapkan sesuatu atau merespon ucapanku namun nihil dia masih hanya terdiam dengan membuka berkas-berkasnya dan dia benar-benar menghiraukanku kali ini, ini tidak akan berhasil, irene memang masih tidak mungkin melupakan semuanya.

Akupun bergegas untuk pergi dari ruangan ini namun seketika irene berucap dan aku menghentikan langkahku.

"Aku sudah memaafkanmu, senang bisa bekerja sama denganmu, jangan membalikkan tubuhmu aku sibuk saat ini jangan sampai aku melupakan pekerjaanku karena ingin memelukmu"

Seketika senyum terbit diwajahku, aku tahu arti kalimat itu dan dari cara dia berbicara, irene benar-benar sudah memaafkanku, aku menghela nafas panjang, bebanku seketika berkurang ketika kita meminta maaf pada mereka yang pernah aku sakiti, langkahku mulai ringan.

"Terima kasih irene"

Aku tidak perduli dan membalikan tubuhku dan dia sudah tersenyum disana, menatapku dengan sorot mata berbeda, lebih teduh.

"Selalu membangkang huh, sudah kukatakan untuk tidak membalikkan tubuhmu"

"Aku tidak perduli, baiklah selamat bekerja sekali lagi terima kasih irene"

Dengan perasaan berbeda penuh ketenangan aku pergi meninggalkan ruangan irene dan bergegas menuju pintu keluar, lisa sudah sampai didepan. Kami akan pergi menemui eomma dan appa, aku sudah berjanji kemarin padanya, aku akan mengenalkan lisa pada kedua orangtuaku, eomma dan appa memang mengetahui orientasi seksualku, maka dari itu aku tidak akan sulit membawa lisa bertemu mereka.

Wanita itu, ya kekasihku dia tersenyum padaku, menungguku didalam mobil, rambutnya diikat terlihat rahang tegasnya dari samping dia sungguh cantik dilihat dari sudut manapun, akupun masuk kedalam mobil dan lisa seketika memelukku.

Aku merasakan sikap lisapun akhir-akhir ini berbeda, sangat hangat, teramat sangat hangat atau mungkin memang dia seperti ini memperlakukan kekasihnya, sungguh beruntung nancy pernah memilikinya.

"Ada apa ?"

"Tidak apa, hanya ingin saja memelukmu"

Lisa melepaskan pelukanku, dia menarik seatbeltku dan memasangkannya, sungguh manis dan sepanjang perjalanan dia sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya dariku.

"J, ini bukan arah rumah sakit?"

"Kita bertemu appa terlebih dahulu"

"Apa appamu tahu ? Maksudku kau? Tentangmu?"tanya lisa ragu dan aku paham maksud dari pertanyaanya

Red Velvet Frappuccino- JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang