01°

140 11 0
                                    

Fallin' All In
"When the rains fall,
the leaves fall to
and my heart fallin' all in."

|||

fanfiction by meiverse.

|||

"Kita tak cukup akrab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita tak cukup akrab."



"Fuck!" Umpatan keluar dari belah bibirnya yang sedari tadi terus mendesis sepanjang perjalanan. Langkah kaki terburu-buru, fokus terbagi dua pada arah jalanan dan arloji yang terus bergerak menggerus waktu seakan tak mengizinkan Jung Hemi mengambil napas barang sejenak.

Lima menit lagi waktu tersisa dan ia masih harus melewati tiga lantai untuk sampai di kelas. Meloloskan umpatan lain kala pandangan jatuh pada beberapa orang mengantri di depan lift, adrenalin semakin terpacu membawa tungkai ke arah tangga dekat lobi. Sial sekali hari ini, pikirnya. Sudah ketinggalan bus, berlari dari gerbang utama hingga gedung fakultas lalu ia pun perlu melewati puluhan anak tangga untuk sampai. Jung Hemi bersumpah bila kelas yang diadakan pagi ini mendadak dibatalkan lagi, ia akan menarik bulu hidung Profesor Lim.

"Oh man, can my day getting worse than this?!"

Jung Hemi mendesis bersamaan dengan suara benda terjatuh dan terus terpental hingga ke anak tangga terakhir. Seluruh pasang mata di sekitar memperhatikan keributan mendadak terjadi tersebut, keadaan terlihat buruk kala beberapa sayuran sawi memenuhi lantai bersama saus gochujang menodai jejak kontainer yang tergeletak di lantai dasar. Disusul bau asam menyengat memenuhi penciuman.

"Cepat katakan, berapa banyak yang perlu aku ganti?" Hemi terdesak, tak punya waktu lebih untuk berdebat membela diri.

Pemuda yang membawa barang-barang aneh itu tertegun sejenak. Bersamaan dengan satu pesan masuk yang diterima oleh Hemi. Pesan berisikan bahwa Profesor Lim tak jadi datang dan hanya memberikan tugas sebagai gantinya. Kekesalan kian menumpuk dalam dada, nyaris ia akan menguras seluruh energi hanya untuk berlari menaiki tangga. Lalu sekarang apa? Permasalah lain di depan matanya malah tengah menunggu.

Membuang napas jengah, Hemi mencoba untuk tetap tenang, damai dan tak meledak guna melampiaskan emosi. "Berapa uang yang harus kuganti?"

Pemuda itu terdiam karena kalimat yang diucapkan gadis dihadapannya itu dirasa janggal. "Bukankah kau seharusnya minta maaf lebih dulu?"

Hemi mendelik tak suka. Meski dalam hati tak memungkiri ia memuji paras tampan yang dimiliki pemuda itu. "Aku sudah berbaik hati menawarkan ganti rugi tanpa beradu mulut. Dan, bukankah uang yang saat ini kau butuhkan?"

"Wah...." Pemuda itu, Kim Seokjin mendesah tak percaya. Niat awal hendak membawa bahan baku untuk acara demo klub memasak kini menjadi kacau balau. "Kau—siapa namamu? Dari jurusan apa?"

Fallin' All InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang