13°

37 10 22
                                    

"Aku, pengkhianat yang dihukum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku, pengkhianat yang dihukum.”

•••



"JUNG HEMI!"

Terkesiap seketika karena teriakkan serta suara bel yang ditekan tidak sabar, ia dipaksa sadar dari bunga tidur yang menghampiri di sisa sore hari. Rasa pusing mulai menyergap seiring ia bangkit keluar dari kamar. Berdiri didepan layar intercom dan mendapati presensi dua orang yang membuatnya sukses terbelalak.

Lantas menekan tombol suara, Hemi balas berteriak, "Hei, darimana kau tahu aku tinggal di sini?!"

"Buka dulu pintunya sebelum aku benar-benar mendobrak!"

"Mau apa kau ke sini?!" Tanyanya bertepatan dengan munculnya seseorang yang tinggal di samping unit apartemen, berbicara padanya untuk jangan membuat keributan. Mau tak mau Hemi langsung meminta maaf dan membukakan pintu untuk Sacha dan Jimin masuk.

Hal pertama ketika Hemi melihat mereka berdua menginjakkan kaki ke dalam, adalah menaruh curiga dan berpikir bila kedatangan Sacha dan Jimin bukan hanya sekedar mengantarkan beberapa potong kue dengan berbagai topping buah-buahan bersama satu toples cookies dan cupcakes serta mencari-cari alasan supaya dapat bertahan di sana lebih lama. Mengitari setiap sudut apartemen luas tersebut tanpa merasa segan bila si pemilik terus mengamati bak sepasang mata elang tengah mengintai mangsa. Tetapi gadis berambut merah menyala itu tak begitu peduli. Usai keluar dari kamar tidur Hemi, dirinya menempatkan diri pada sofa besar.

"Jadi, katakan yang sebenarnya alasan kau kemari," Hemi tak akan pernah puas atas alasan yang Sacha berikan bahwa ia datang tanpa alasan atau sekedar mengirim makanan, "Aku tak segan akan menendangmu keluar dari lantai lima belas melalui balkon."

Sacha terbahak tak percaya. "Tidakkah kau sekali saja melihatku tanpa menaruh curiga?" Melihat lawan bicara yang tak tergugah untuk mengalah, Sacha menghela napas menyerah.

Sementara Jimin menaruh gelas wine yang diberikan Hemi secara cuma-cuma sebelum berucap, "Kau tak apa? Sacha bilang kau menangis sehabis berdebat dengan Jungkook."

Membawa bola matanya bergerak pada Sacha berada, dugaan Hemi tidak salah. Usai berhasil meninggalkan kelas bersama jejak air mata yang terlihat jelas, ia tak sengaja menabrak Sacha didepan pintu. Mengabaikan raut kejut serta penasaran itu, Hemi lekas melenggang pergi begitu saja.

"Kali ini aku tak akan membela siapapun," ucap Sacha.

Hal itu langsung mendapat decakan sinis dari si tuan rumah. "Neutral my ass!"

"Meskipun aku tidak suka cara kau memperlakukan Jungkook selama ini, tapi apabila ada sesuatu yang membuatmu terganggu. Katakan saja, aku dan Jiminie akan mendengarkan dan bersikap tanpa memihak."

"Aku tak butuh dukungan ataupun perhatian dari kalian berdua."

"Setidaknya kau tak perlu memendam sesuatu seorang diri. Aku tak sengaja dengar obrolan Seowoo dengan Jungkook sewaktu kau tiba-tiba kembali—"

Fallin' All InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang