22°

39 9 9
                                    

“Kekasihku lebih santai menghabiskan waktu bersama laki-laki lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kekasihku lebih santai menghabiskan waktu bersama laki-laki lain."

•••








Peluh membasahi seluruh tubuh hingga menghasilkan lengket tidak nyaman. Rasanya Hemi ingin cepat-cepat membersihkan diri setelah mengikuti latihan boxing bersama anggota yang lain. Permintaan Pelatih Choi meminta agar semua orang menetap usai jadwal latihan selesai membuatnya harus sedikit lebih sabar menyegerakan mandi. Pria paruh baya itu mengumumkan akan ada pertandingan akhir tahun yang diselenggarakan oleh pihak kementrian olahraga. Sangat disayangkan bahwa kandidat yang dipilihnya sedang proses masa pulih sehingga ia perlu menyeleksi kembali.

Setelah satu pekan berlalu bahwa kondisi bahu Jungkook masih belum pulih dan Hemi tak tahu sama sekali soal itu. Bahkan ia mempertanyakan sebuta apa dirinya sampai tidak bisa melihat perban melilit lengan Jungkook saat perdebatan di kelas berlangsung. Sacha mungkin benar bahwa ia sama sekali tidak punya perasaan iba sedikitpun dan tetap bersikukuh melayangkan prasangka hanya ingin melindungi diri sendiri.

Mengulum bibir menahan ringisan lolos keluar dari mulut, tangan Hemi dengan hati-hati memoleskan salep pada memar pada telapak tangan kanannya usai membersihkan diri dan berganti pakaian. Terlalu intens berlatih akhir-akhir ini hingga mengabaikan rasa nyeri hanya ingin memenuhi kepuasan hati yang dirasa berantakan.

Sukses selama satu minggu pula keadaan berubah seratus delapan puluh derajat. Tak ada yang menunggu dirinya di kafe Areum hanya untuk menemani sarapan, tak ada hadiah yang bisa ia terima lagi, atau pesan singkat memastikan kabarnya serta presensi Jeon Jungkook tak terlihat lagi baik di kelas maupun areal kampus. Seolah ia sengaja mengubah seluruh jadwal kelasnya yang sama dengan Hemi hanya untuk menghindar.

"Kau tak apa?" Jimin muncul bersama handuk yang masih menggantung di leher. Menghampiri Hemi yang tengah kesulitan memoles obat merah pada luka di siku lengannya akibat tersungkur di atas treadmill. "Sini kubantu."

Mengambil obat merah dalam tangan Hemi, Jimin duduk disamping gadis itu sebelum meneteskan obat tersebut pada kapas. Seraya melakukan itu, bibirnya tak lupa bekerja untuk menyindir, "Jungkook yang sakit, kenapa kau yang terluka?"

"Butuh tanda memar dibagian mana agar bisa membungkam mulutmu?" ancam Hemi, sudah lama sekali sejak terakhir kali ia puas menunjukkan kemampuannya pada seseorang kecuali diatas ring. Tak peduli itu adalah seniornya tetap saja Taekwang dan mulutnya perlu merasakan tinju miliknya. "Pelan-pelan, Park!" ringisnya kemudian.

"Biar kutebak, kau bertindak seperti kehilangan arah karena tidak tahu caranya meminta maaf dan mengakui kalau kau menyesal, bukan?"

"Kau tahu apa soal diriku?"

"Cukup tahu untuk menyadari bahwa kau sengaja berlama-lama didalam mobil menunggu Jungkook datang atau diam-diam berlatih berharap dia muncul di markas," Jimin menempelkan plester sebagai langkah terakhir. Tak perlu menunggu lawan bicara yang sepertinya tak memberi sebuah penyangkalan sehingga ia kembali menandas, "Sudah seminggu berlalu sejak kalian bertemu, beradu argumen dan kau bersikukuh menudingnya tanpa alasan lalu Jungkook pada akhirnya hilang kesabaran, mengamuk karena terus disudutkan."

Fallin' All InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang