19°

36 10 7
                                    

“Kau menyesal menyukaiku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau menyesal menyukaiku?"

•••






"So, what do you want from me?" Melipat kedua tangan didepan dada, maniknya tak lepas memandang Jungkook yang berhasil meruntuhkan pertahanannya untuk masuk ke dalam apartemen dan kini pemuda itu tengah duduk di sofa panjang sedikit membungkuk sembari menautkan kedua jemari yang bertumpu pada lutut. 

Jungkook tahu bahwa ia tak cukup baik mengenal Jung Hemi meskipun telah memperhatikan sekaligus menaruh hati pada gadis itu. Mencari tahu apa saja ketertarikan, kebiasaan serta peringainya selama lebih satu tahun ini tidaklah cukup. Hemi jika diibaratkan ia seperti laut, Jungkook baru bisa menyelam hanya permukaan dasarnya saja. Ada beberapa lapisan air sedingin es yang membuat dirinya sulit untuk menyelam lebih dalam dan mengetahui apa saja didalam sana. Ia sadar belum mengenal Jung Hemi sebaik itu. 

Setelah berhasil mengetahui kebohongan Hemi beberapa jam lalu, Hemi mendapat panggilan masuk sehingga Jungkook memberinya tumpangan ke tempat tinggal gadis itu. Petugas keamanan menyambut mereka kala Hemi sampai, beberapa mobil penghuni apartemen lain terpaksa memakirkan mobil mereka di taman. Melihat kekacauan yang diakibatkan olehnya, Hemi segera memindahkan mobil ke dalam basemen tak lupa mengucapkan permohonan maaf. 

Saat itu Jungkook sadar bahwa ketidakhadiran Hemi di pertandingannya memang karena sebuah kecelakaan terlihat dari bumper mobil Jeep gadis itu yang sedikit penyok namun hatinya belum merasa puas sebab Hemi menyisipkan kebohongan dan hal itu membuatnya bertahan di sana berharap Hemi akan berkata jujur bila ia memaksanya datang ke apartemen.

"Aku tahu, kau pasti punya alasan untuk tidak berkata yang sejujurnya tadi," membuka suara setelah mencoba merangkai kata dalam benak agar tak terkesan memaksa, Jungkook mendongak pada gadis yang enggan duduk tersebut, "Aku tak akan memaksa bila kau tak mau memberitahu. Tapi aku masih akan menunggu."

"Kenapa aku harus?" mendengar jawaban tidak terduga tersebut membawa kerutan pada kening Jungkook, sementara si gadis yang telah ketahuan berbohong tak sedikit pun menampakkan penyesalan, "Maksudku, hubungan kita bahkan masih seumur jagung dan kau berharap aku akan langsung terbuka padamu? Kupikir, kau terlalu tergesa-gesa."

"Kau salah menangkap maksudku, Jung. Kubilang aku akan menunggu sampai kau siap bercerita dan aku akan mendengarkan."

"Ya tapi asal kau tahu, tak semua kisah harus diceritakan. Ada beberapa yang ingin disimpan seorang diri." Memalingkan wajah seraya membawa tungkai ke arah meja bar dapur, suara Hemi terdengar lagi menyatu dengan suara air yang dituangkan ke gelas kaca, "Sebaiknya kau jangan menungguku atau bahkan berusaha mencari tahu."

Pemuda bersurai hitam tersebut menelan ludah menatap punggung sang pujaan hati dalam diam. Bukan, ia bukan mempermasalahkan bila Hemi berbohong atau menyembunyikan sesuatu padanya. Ia bisa menerima itu meski tahu bahwa tak ada seorang pun yang suka dibohongi, akan tetapi Jungkook paham betul siapa yang sedang dihadapi. Gadis yang masih memiliki luka batin dan belum sepenuhnya sembuh. Hemi bukan Senara yang bisa diluluhkan melalui kata-kata penyemangat, Seowoo yang perlu dipaksa berbicara dua mata ataupun Hana yang memerlukan seorang profesional untuk menolongnya dari duka. 

Fallin' All InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang