25°

53 8 7
                                    

“Aku tidak menyesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku tidak menyesal.”

•••








"Kau duluan saja, sepertinya Kak Seokjin butuh asisten tambahan." Jungkook baru membaca sebuah pesan dari dalam ponselnya setelah Hemi mengajaknya ke perpustakaan sebab acara demo memasak yang ingin didatangi sudah begitu penuh sehingga tak menyisakan satu tempat pun.

"Ya sudah," tangan Hemi menyodorkan kantong lain berisi buah plum kepada Jungkook, "Tolong berikan kepada Senior Seokjin."

Jungkook sempat menerimanya dengan ragu. "Untukku, tidak ada?"

"Kau bisa minta kepada Senior Seokjin."

"Aku maunya langsung darimu."

"Ini juga semuanya dariku."

"Tapi niatmu hanya memberi kepada Kak Seokjin saja."

"Kau sedang merajuk atau apa?" Lama-lama Hemi sedikit kesal karena ucapannya terus ditimpali dan membuatnya tidak jadi pergi.

"Aku cemburu," balasnya tiba-tiba dan asal ucap begitu saja. Berhasil membungkam bibir Hemi yang hendak membalas lagi ucapan si Jeon. Hemi malah merasakan darahnya mendadak berdesir bersama hawa panas menyergap.

"A-aku akan memintanya lagi kepada Bibi Kim untukmu," balasnya memutuskan untuk tidak mau memperpanjang.

Perkataan tidak terduga itu membuat Jungkook menyeringai lebar, terlihat gembira. "Terima kasih, kalau begitu tunggu aku."

Mengangguk mengiyakan, nyatanya saat matahari sudah tenggelam dan sebentar lagi perpustakaan tutup dan Hemi masih berkutat dengan materi mata kuliah yang akan diujikan besok, yang ditunggu tak kunjung datang. Ia yakin sekali kalau acara demo memasak seharusnya sudah selesai pukul lima sore. Entah apa yang membuat pemuda itu belum kunjung datang untuk menyusul.

Kendati ketika ia mendongak hanya untuk melenturkan otot lehernya yang pegal, Jungkook muncul beberapa meter didepannya. Si Jeon itu tersenyum hangat seraya berjalan mendekat mengikis jarak. Tak lepas saling memandang kala terhitung lima langkah jarak diantara mereka menipis, suara pemberitahuan bahwa perpustakaan akan segera ditutup membuat Hemi meloloskan dengusan. Ia belum selesai membaca!

Seketika sebuah ide muncul, sesuatu yang sering ia lakukan membuatnya kontan menarik tangan Jungkook untuk bersembunyi di bawah meja alih-alih mengikuti orang-orang keluar dari perpustakaan. Ambisinya untuk mendapatkan nilai tertinggi tidak ada yang bisa menghalanginya, apalagi besok materi yang diujikan terbilang cukup sulit sehingga ia butuh lebih lama lagi berada di sini mengevaluasi berbagai contoh kasus dan buku-buku yang belum dibacanya.

"Apa yang kau lakukan?" Jungkook berbisik kebingungan, irisnya memperhatikan Hemi yang mengintip disisi kaki meja kala terdengar suara langkah kaki seseorang. Jungkook yakin itu penjaga perpustakaan yang tengah mengecek keadaan sebelum mendadak semua lampu dimatikan. Hal itu juga membuat Hemi terkesiap sesaat sebab kegelapan muncul tiba-tiba.

Fallin' All InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang