Note :
Hi, y'all! Maaf banget aku lama nggak update.
Actually di part-part sebelumnya aku udah kasih tau kalo aku mungkin slow update karena kondisiku yang sedang hamil ya. Aku harus ngejaga banget hehe ...
Bulan lalu aku sempet ngalamin masalah kesehatan dan sampe harus dibawa ke bidan tengah malem, karena ngerasain sakit perut yang cukup parah. Alhamdulillah, sampe sekarang bayiku baik-baik aja. Walau kadang ada aja ngerasain badan yang gak enak dan perut semakin terasa gak nyaman. Tidurpun suka terganggu.Sekarang aku udah usahain update dan chapter ini 6K words ya. Mohon pengertiannya ya teman-teman. 🙏🏻♥️ Godbless you.
Happy reading ...
👑▫️🧸▫️👑
Las Vegas, USA.
Setelah singgah selama beberapa hari di Perancis, Elena Leutrim kembali berkelana ke Negara lain. Suatu daratan lagi yang tidak pernah dia kunjungi. Las Vegas, kota yang punya julukan "sin city". Begitu yang Elena dengar dari mulut Hetsey. Pengawal wanita itu menemaninya di jok penumpang. Mobil mewah membawa mereka. Elena memandangi sepanjang jalan melalui jendela seraya mendengarkan pemaparan Helsey tentang kota terpadat di Nevada ini.
Banyak sekali gedung bertingkat dan pertokoan yang dilewati. Secara internasional kota ini untuk industri perjudian, perbelanjaan, dan hiburan. Las Vegas juga dijuluki kota Hiburan Dunia, yang terkenal karena sejumlah resor kasino dan hiburan sejenis. Tampak orang-orang berjalan kesana kemari, seakan mereka sedang berlibur, bersantai atau untuk alasan lain. Mata cantik Elena menangkap sebuah gedung pencakar langit, terdapat huruf-huruf besar yang menghiasi gedung. Goncalve Co. Luar biasa, Elena penasaran siapa pemilik perusahaan itu.
"Itu milik Tuanku," kata Hetsey.
Lantas Elena menoleh padanya, dan sedikit mengerutkan dahi.
Hetsey tersenyum. "Gedung itu, Goncalve Company. Tuanku yang memimpin."
Nama itu ... membuat Elena ingat sesuatu. Ya, Marti pernah mengatakan satu huruf yang menjadikan itu clue.
"Dia ... dia seorang CEO di perusahaan ... perusahaan ... sial, aku lupa. G ... G ... G apa aku, lupa!"
Damn! Elena cukup terkejut, akhirnya ia tahu satu dari jutaan hal tentang pria misterius itu. Pantas saja dia punya banyak orang dan bisa melakukan apa yang dia mau, karena dia benar-benar orang elite. Kemudian pandangan matanya ke depan jendela mobil, melihat mobil di depan yang melaju. Ruschel ada di sana.
Perjalanan masih berlanjut, semakin jauh dengan bangunan-bangunan dan keramaian. Mobil memasuki area yang memiliki papan besar bertulis "The Wolves 1876", gaya tulisannya sangat elegan. Gerbang hitam terbuka secara otomatis. Dibalik dinding-dinding gerbang ini, perjalanan belum selesai. Kendaraan roda empat masih melaju menelusuri jalan melintang, melewati puluhan pohon pinus dan rerumputan hijau. Tidak ada bangunan satupun.
Selepas jalanan berkelok, bangunan rumah besar memberi sambutan. Mobil melewati satu mansion, kemudian bangunan mansion kedua dan mansion ketiga. Mata Elena menyimpan kekaguman ketika melihat ada mansion yang lebih besar dari tiga mansion sebelumnya. Dua, ralat lima kali lipat lebih besar. Gerbang hitam terbuka memberi jalan masuk. Mobil memutari setengah kolam air mancur dan berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomanceKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...