Sore itu tiba, saat dimana Mahen menerima orang yang Evans bawa untuk dirinya. Mahen berdiri tepat di depan rumah rahasia nya menunggu kedatangan Evans dengan pria yang dia janjikan.
"Lama" Celetuk Mahen.
"Siapa yang tengah anda tunggu, tuan?" Tanya seorang pria kepercayaan Mahen yang menjaga rumah itu.
"Kamu tidak perlu tahu"
"Maaf"
"Kalau sampai dia bohong, saya tidak akan membiarkan dia hidup tenang" Gumam Mahen sudah geram.
"Tuan" Teriak Evans dari jauh melambaikan tangan kearah Mahen.
"Lama"
"Maaf, ini pria yang sebelumnya saya ceritakan" Ucap Evans pada pria yang dia bawa.
"Anda atasan Evans yang mengajak saya mencuri di suatu tempat?"
"Ini tempat nya" Ucap Mahen menoleh ke rumah besar di belakang tubuh nya.
"Rumah nya sangat besar, saya yakin banyak harta berharga di dalam nya"
"Jika tidak, saya tidak mungkin mengajak kamu"
"Ah tuan, sepertinya saya tidak bisa ikut masuk kedalam" Ucap Evans.
"Kenapa? Kamu tidak mau kaya? Sombong" Tanya teman nya.
"Harus pulang sekarang" Pamit Evans tanpa melihat mata Mahen.
"Sepertinya hanya kita berdua saja yang akan masuk" Ucap pria itu masuk mendahului Mahen.
"Ya, masuk kedalam perangkap saya. Bodoh" Umpat Mahen dalam hati.
Mahen menoleh pada satpam nya, pria yang usia nya sudah setengah abad itu mengangguk seakan tahu apa yang mau Mahen katakan.
*****
"Jangan panggil aku anak kecil tante, Gian. panggil aku Gian" Seru Gian dari tangga.
"Stress tu orang" Gumam Fanya yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
"Eh, ayang Nova" Goda Gian.
"Halo ayang" Sapa Nova juga.
Orang tua mereka yang menyaksikan itu bergidik geli, mereka tahu anak-anak mereka hanya bercanda dan itu mengundang gelak tawa seisi mansion yang tengah berkumpul dan mengobrol.
"Kalo kalian pacaran opah restuin kok" Ucap Draka meledek kedua cucu nya.
"DIH APAAN PACARAN SAMA ORANG GILA KAYA DIA" Kesal Nova menunjuk Gian.
"Ngomong apa coba ulangi"
"Orang gila" Ucap Nova lagi memperjelas dan bersiap melarikan diri dari Gian.
"NOVA" Teriak Gian yang sudah siap menerkam Nova.
Nova mengeluarkan lidahnya meledek Gian dari jauh sembari mengoyang-goyangkan pinggul nya meledek.
"Nova gila" Kesal Gian melempar sandal rumah nya.
"Udah udah udah" Geram Zano memisahkan keduanya.
Gian duduk di samping Zaira, tidak lama setelah Gian duduk ponsel nya berbunyi, notifikasi whatsapp rupanya. Gian segera membuka ponsel nya dan membaca isi pesan whatsapp yang terkirim.
Zahir
Besok sibuk gak?
16.12Gue kangen balapan sama lo nih
16.12Me:
Besok gue mau pergi
16.13Zahir
Kemana?
16.13Me:
Kerja
16.13Gian kembali meletakkan ponselnya di dalam saku lalu melanjutkan mengobrol nya dengan keluarga besar Altezza.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath [BXB]
Teen FictionPerasaan yang sudah diusahakan untuk pergi, dan hampir saja sepenuhnya pergi itu secara tiba-tiba kembali. Datang tanpa permisi. Hanya karena satu pertemuan bisa membuat ingatan lampau yang sudah memudar itu kembali pekat. Perasaan yang seharusnya t...