🌈Dua puluh : Kaya di film-film

78 9 0
                                    

Gian membuka mata nya perlahan, dia melihat ke sekeliling dimana barang-barang di ruangan ini tampak lusuh.

"Apa maksudnya ini?"

Gian menyadari bahwa kini dirinya sudah terikat di kursi, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuh nya.

"Loh, kok? Mati rasa?" Panik Gian saat dia menyadari tangan dan kaki nya bahkan seluruh tubuh nya tidak bisa di gerakkan.

"MAHEN SAYA TIDAK SUKA BERMAIN PERMAINAN SEPERTI INI" Teriak Gian sebisa nya.

"MAHEN LEPASKAN SAYA"

"Kamu sudah bangun, anak muda?" Lirih nenek tua masih setia dengan tongkat nya.

"Dimana Mahen?" Tanya Gian bergetar takut.

"..." Nenek itu hanya tersenyum, senyuman itu tampak menyeramkan.

"DIMANA MAHEN?!"

"Seperti nya anak muda itu lupa memberi tahu kamu, nak"

"..."Gian diam mengerutkan kening nya.

Nenek itu mengambil sebuah pisau dari atas closet lalu dia dekatkan ujung pisau itu ke depan wajah Gian. Gian menelan ludah nya kasar.

"Sungguh, bukan seperti ini yang saya maksud" Lirih Gian.

"Jika dalam waktu 20 menit Laksita belum sampai. Kamu akan mati" Nenek tua itu menyodorkan lagi pisau nya kearah dada Gian.

"MAHEN" Teriak Gian semampu nya untuk menahan rasa takut.

"Apakah sebaiknya kita bermain sesuatu untuk menghabiskan waktu?"

Gian menggeleng, dia sudah tidak bisa menahan isakan tangis nya lagi, air mata yang sudah terbendung di kelopak mata nya kini sudah turun dengan deras.

"Mahen" Lirih Gian di sela tangis nya.

"Kamu tidak mau bermain dengan saya? Apa kamu lapar? Mau makan apa?"

Lagi-lagi Gian menggeleng, dengan bibir nya yang terus memanggil nama Mahen.

"Seperti nya kamu sangat yakin bahwa pacar mu itu akan membantu mu" Nenek itu keluar dari ruangan dengan membanting pintu cukup keras.

Gian terisak dalam ruangan minim penerangan itu sendirian "Mahen, saya takut" Lirih Gian.

BRAKK

Suara yang sepertinya berasal dari depan rumah itu, Gian yakin suara nya dari depan.

"MAHEN" Dia berteriak dengan sisa tenaga yang dia punya.

"SAYA DISINI" Teriak nya lagi.

BRAK

"Hello" Ucap seseorang dari ambang pintu dengan nada yang lemah namun cukup menyeramkan.

Jantung Gian berdegup tak karuan melihat seorang yang berdiri dihadapan nya.

"Kamu berharap, Mahen datang untuk membantu kamu?" Pria itu mendekatkan wajah nya ke depan wajah Gian. Wajah yang tertutup oleh topeng.

"Mahen akan datang" Lirih Gian penuh harap.

"Jika dia datang, saya akan mati dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi"

"Mahen akan datang"

"Kamu sangat yakin rupa nya"

"MAHEN"

BUGH

Pukulan keras dari sebuah balok panjang yang menghantam kepala pria itu, dia tumbang begitu saja.

"Are you oke?" Suara Mahen bergetar kala dia mendekat kearah kursi Gian dan menangkup pipi Gian penuh kekhawatiran.

BUGH

My Psychopath [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang