Gian kembali ke tempat duduk nya, menatap layar komputer dengan ekspresi sedikit tidak mengenakan.
"Gian" Sapa Acha.
Gian hanya mendongak tanpa memberi ekspresi apapun pada gadis yang menyapa nya itu.
"Kenapa?"
"Gapapa" Singkat Gian.
Mahen datang dengan nafas terengah-engah dari arah lift.
"Kamu abis kemana?" Tanya Acha memegang pundak Mahen yang naik turun.
"Rooftop" Mahen berjalan ke arah tempat duduk nya.
"Jam segini? Panas lah"
"Diluar awan nya bagus"
"Kamu suka awan?"
"Ngga, tapi seseorang suka banget liat langit berawan"
Gian menoleh, karena dia merasa Mahen mengatakan itu sembari melirik kearah nya sedikit.
"Mantan pacar kamu?"
"Bukan, saya gak pernah pacaran"
"Terus siapa?"
"Teman"
"Pasti teman yang spesial nih"
Mahen diam, tidak menggubris ucapan Acha.
dia melirik Gian yang duduk di sebelah nya, tersenyum menatap Gian amat dalam. Karena Gian merasa di perhatikan, dia melirik sedikit, dia melihat dari ekor matanya bahwa Mahen tengah tersenyum.
"Nanti malam saya mau main ke rumah kamu, boleh?" Tanya Mahen.
"Iya"
"Baiklah, jam 8 malam"
*****
17.25
Mahen berjalan masuk kedalam sebuah caffe, mencari seseorang yang mau dia temui.
Seorang pria paruh baya melambaikan tangan nya, itu adalah orang yang mau Mahen temui.
"Bagaimana?" Tanya Mahen to the poin.
"Alamat nya" Pria itu memberikan secarik kertas.
"Good job"
Pria itu kemudian pergi sebelum beberapa detik seorang pelayan mendatangi meja Mahen.
"Ini bon nya kak" Pelayan itu memberikan bon pembayaran.
"Nih" Mahen memberikan uang 50 ribu pada pelayan itu.
Mahen sedikit kesal pada orang suruhan nya itu, dia meninggalkan bekas kopi nya di meja, itu berarti dia mau Mahen yang membayarnya.
Mahen melenggang pergi meninggalkan cafe itu, dia melirik kearah salah satu meja di depan cafe "Itu Gian? Sama siapa?" Gumam nya menyipitkan mata kearah kursi outdoor yang diduduki 2 orang laki-laki.
Mahen mencoba tidak memperdulikan itu, dia melewati meja Gian begitu saja tanpa menyapa atau melirik sekalipun.
******
Gian berdiri di depan pintu masuk perusahaan nya, seperti sedang menunggu seseorang, melihat ke sekitar nya mencari seseorang.
"GIAN" Teriak seseorang dari parkiran melambaikan tangan ke Gian.
"Itu dia" Gumam Gian.
Gian berlari mendekati seorang laki-laki yang tengah tersenyum pada nya, laki-laki tampan dengan lesung pipi yang manis.
"How are you?" Tanya laki-laki itu memeluk Gian.
"I'm fine, you?"
"Same bro"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath [BXB]
Teen FictionPerasaan yang sudah diusahakan untuk pergi, dan hampir saja sepenuhnya pergi itu secara tiba-tiba kembali. Datang tanpa permisi. Hanya karena satu pertemuan bisa membuat ingatan lampau yang sudah memudar itu kembali pekat. Perasaan yang seharusnya t...