🌈Enam belas : Bukan akhir

73 8 0
                                    

Gluk gluk gluk

Sudah hampir 4 botol alkohol yang Mahen minum, dia tersenyum asam menatap dirinya di depan cermin.

Mahen melirik sebuah pisau di atas closet "Saya belum mau mati" Lirih Mahen sebelum dia tergeletak di lantai dingin kamar nya.

******

Mahen memarkirkan mobil nya di depan mansion keluarga Xavier, dia menatap lekat kearah pintu utama berwarna coklat.

"Apa kamu baik-baik saja?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Evans, pertanyaan yang sebenarnya Mahen harapkan keluar dari mulut sang papa.

"Saya rasa...saya baik-baik saja"

Mahen memberanikan diri melangkah lebih dalam ke halaman mansion, membuka perlahan pintu tinggi itu.

Mahen tersenyum melihat Nishad yang berlari kearah nya, cowok itu memeluk Mahen sangat erat.

Mahen sudah membulatkan tekad nya untuk kembali kerumah bersama keluarga nya.

Dia akan menerima semua hukuman dari Declan untuk dirinya.

"Kamu benar-benar akan kembali tinggal disini?" Tanya Nishad.

"Iya"

"MAHEN" Heboh Monica berlari dari arah dapur.

"Ma" Mahen merentangkan tangan nya membiarkan sang mama memeluknya dengan erat.

"Papa mana mah?" Tanya Mahen.

"Papa? Udah pergi ke kantor"

"Yaudah, aku mau ke kantor ya" Pamit Mahen.

Dia berlari kearah mobil nya, mengeluarkan mobil dari pekarangan mansion.

TING

Dengan langkah penuh wobawa dan percaya diri, Mahen melangkahkan kaki nya lebih dalam, memasuki salah satu pintu yang bertuliskan kata president.

"Pah" Panggil Mahen membuat Declan yang tengah berbicara di telfon itu menoleh.

Mahen memberikan senyuman terbaik nya, Declan menatap sinis ke arah Mahen, dia tahu alasannya datang.

"Pulang, kasian mamah semaleman nangisin kamu" Kalimat terakhir Declan sebelum dia di jemput oleh sekretaris nya.

******

"Waktu nya sarapan" Seru Nova dengan nampan nya dari ambang pintu.

Gian melirik sekilas kearah gadis itu, membenarkan posisi duduk nya agar lebih nyaman.

Nova duduk di pinggiran ranjang siap untuk menyuapi Gian makan dengan bubur di tangan nya.

"Aaaaa buka mulutnya lebar-lebar" Nova mengarahkan sendok kearah mulut Gian seakan dia sedang menyuapi anak nya.

"Bisa makan sendiri" Gian mengambil alih mangkok di tangan Nova dan melahap bubur yang Nova bawakan untuk nya.

Nova menghembuskan nafas kasar melihat Gian dengan lahap menghabiskan seluruh bubur itu.

"Laper banget?" Tanya Nova menyerengit kening nya.

"Nggak sih"

Nova mengulurkan tangan nya menyentuh kening Gian, masih panas.

"Panas nya belum turun juga yan?"

"Panas segini doang" Ucap Gian remeh.

"Semalem lo tidur kan?"

"Lo kira gue kelelawar yang gak tidur malem!?"

"Ya siapa tau"

"Va"

My Psychopath [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang