34. The Real Truth {End part}

110 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"Sudah waktunya memberikan fakta yang di rahasiakan selama ini, bersiaplah"







Belum saja masuk kurun waktu 24 jam ditinggalkan oleh orang tersayang dan terberharga baginya.

Rasanya menjalani hari yang seperti biasa ini terasa suram dan tak se-menyenangkan hari kemarin.

Awal pagi yang cerah, namun tak secerah suasana hati, menyambut hari baru tanpa seseorang yang sangat amat ia cintai lagi.

Ijer sama sekali tak merasa hari nya akan baik-baik saja. Hambar sekali ketika mengingat kenangan-kenangan saat dirinya dan Yvae menjalani hubungan sebelum tahu yang sebenarnya.

Pikirannya hanyalah Yvae, Yvae, Yvae saja. Ia sedang berusaha menenangkan pikirannya di balkon samping kamarnya.

"Mengingat dan mengikhlaskan itu dua hal yang menyakitkan"

Gumamnya di pagi hari ini yang menurutnya suram, sangat suram.

Ijer benar-benar kehilangan Yvae, tak ada harapan untuk dia kembali lagi menjadi sesosok Yvae yang kemarin.

Matanya memandang langit yang mulai diterangi dengan matahari, teringat memori-memori mereka yang sangat menyenangkan, awal mula rasa suka nya muncul, perhatiannya pada Yvae kini tak akan ia tunjukkan lagi pada orang lain. Karena yang menjadi cinta pertama dan terakhir itu hanyalah Yvae seorang.

Dengan tiba-tiba Ijer yang sedang berlarut di pikirannya terganggu, pintu balkon nya terdengar, menampilkan seseorang yang sedang membawa makanan di atas nampan.

Ijer menoleh dengan tiba-tiba, sialnya ia menoleh ketika air matanya sudah mulai turun perlahan.

"Ma..."

Seseorang yang berada di ambang pintu begitu pilu melihat Ijer yang tak henti-hentinya menangis.

"Ijer"

Seseorang yang ternyata Mama dari Ijer, Moane membawakan makanan dan segera meletakkan makanannya di meja.

"Jer....cukup ya? Jangan terus tangisin dia. Gak baik kamu terus tangisin seseorang yang udah pergi.."

"Ma.."

Ijer segera memeluk Moane dengan tiba-tiba dan kembali terisak di pelukannya.

Rasa sedih yang di rasakan seorang ibu terus mengiringi nya, sakit sekali ketika melihat keadaan anaknya yang sudah kusut rupa di wajah, karena menangisi seseorang yang begitu berharga baginya.

TWO PERSON & ALITY [ ❛완료❛ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang