PART 50 🌻🌞

3.3K 289 20
                                    

Gulf berada dalam pelukan suami nya yang memegang payung berwarna hitam, dia memakai kaca mata untuk menutupi jika dirinya sedang menangis.

Merasakan rematan pada pinggang nya Gulf meringis pelan meremat tangan Mew, dia menggeleng meminta Mew untuk tidak lagi meremat pinggang nya.

"Berhenti menangis honey, kau ingat dengan perjanjian pagi tadi bukan?" Bisik Mew dengan suara yang berat.

Gulf mengangguk dan menghapus air mata nya dengan cepat. Pagi tadi sebelum berangkat ke pemakaman Gun, Mew membuat perjanjian dengan nya untuk tidak menangis, jika dia menangis salah satu anak nya akan di bawa oleh orang tua Mew ke Eropa.

"Ayo pulang"

Gulf mengangguk dia menatap sebentar nisan Gun, masih ada yang ingin dia sampai kan namun untuk sekarang Gulf masih sedikit takut dengan tatapan dari Mew.

Mereka memakam kan Gun dekat dengan mansion, Gun di makam kan di tanah keluarga Jongcheveevat.

Mereka berdua berjalan menuju mansion dengan tangan kekar Mew yang tetap melingkar posesif di pinggang indah milik Gulf.

"Daddy lalu bagaimana dengan Nanon dan Chimon?" Tanya Gulf memecahkan keheningan di antara mereka.

"Mereka akan aku kirim ke luar negeri, bersama dengan ayah dan bunda. Disini masih terlalu berbahaya untuk mereka, musuh Off ternyata sangat banyak. Aku hanya takut jika Nanon dan Chimon tinggal bersama kita itu akan membuat keluarga kita juga terkena masalah" Jawab Mew lembut.

"Aku kurang setuju dengan itu. Gun adalah sahabat ku dad, dia yang selalu membantu ku saat ada masalah. Apa tidak sebaiknya mereka tetap bersama dengan kita?" Gulf melihat ke arah suami nya yang tetap menatap lurus dengan datar.

"Aku tau Gun adalah sahabat mu begitu juga Off adalah sahabat ku. Tapi honey, Nanon dan Chimon kita sembunyikan untuk sementara jika tiba waktu nya mereka akan kembali ke sini" Ujar Mew memberi pengertian terhadap Gulf.

"Apa mereka akan di latih oleh ayah? Daddy mereka masih terlalu kecil untuk---" Ucapan nya terpotong karna Mew yang menajam kan mata pada nya.

"Lalu mereka akan di biar kan hidup tanpa latihan keras? Dunia kita berbeda honey, mungkin anak yang lain tetap bisa hidup bebas tanpa latihan, tapi berbeda dengan anak-anak kita jika mereka tidak di latih dari sekarang mereka akan dengan mudah cepat mati" Suara nya menjadi begitu rendah masih ada sedikit rasa emosi terhadap istrinya.

Gulf menghela nafas pelan jujur saja di lubuk hati nya yang paling dalam dia tidak mau anak-anak terlibat dengan dunia gelap, Gulf tidak rela jika anak-anak nya nanti ikut turun dalam dunia gelap, ada setitik rasa khawatir dalam diri nya.

Melihat istrinya yang hanya diam Mew memegang dagu Gulf, "Dengar kan aku tidak akan terjadi apapun kepada anak kita. Hilang semua pikiran buruk dalam otak cantik istri ku ini" Mew mengelus rambut dark brown milik Gulf.

Mereka saling pandang di bawah payung berwarna hitam dengan tatapan penuh kelembutan. "Berjanji lah bahwa anak-anak akan tetap aman, aku hanya takut mereka akan mengalami seperti yang kau alami dad" Mew memamg dulu tidak pernah sekolah di luar, dia home schooling. Karna banyak nya musuh membuat nya tidak bisa keluar rumah sampai berumur sembilan belas tahun.

"Aku berjanji anak-anak akan seperti anak yang lain nya saat umur mereka sudah tujuh tahun. Meraka akan sekolah di luar, tapi tetap dengan penjagaan ketat, tidak keberatan bukan?" Gulf langsung tersenyum manis dan mengangguk dengan binar bahagia, membuat Mew juga ikut tersenyum melihat betapa cantik nya pria nya.

"Milik Mew Suppasit" Batin Mew.

Mereka lanjut berjalan mengobrol kan hal-hal yang lucu membuat mereka tertawa di jalan menuju mansion. Bahkan sepanjang jalan ada bodyguard yang menyaksikan pun ikut tersenyum.

single mother (END) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang