"Oh, astaga, Jane. Minggir dulu, aku harus cepat-cepat. Aku ada meeting pagi."
Jonathan terus komplain pada anaknya karena dari tadi gadis itu selalu menghalangi jalannya. Jane meminta Jonathan untuk menjelaskan kenapa ia bersikap santai pada Julian yang dulu ia benci.
"Jelaskan dulu padaku tentang Julian, Ayah," rengek Jane.
"Ya, Julian sudah kembali ke Indonesia dan bekerja di tempatmu. Lal---"
"Jadi kau sudah tau semuanya?"
Jonathan hanya mengangguk.
"Kenapa tidak memberitahuku?"
"Memang kau bertanya?" Jonathan balik bertanya.
"Iya juga, sih," gumam Jane yang membuat sang ayah terkekeh.
Ruth menghampiri mereka berdua dengan sopan. Ia mengatakan kalau ada tamu diluar. Dan sudah bisa tebak kalau itu adalah Julian yang akan menjemput Jane untuk bekerja.
"Kenapa wajah anakmu cemberut saja, Jo?" tanya Julian ketika kedua orang itu menghampirinya.
"Sedang PMS," jawab Jonathan asal.
"Ck! Kalian menyebalkan," protes Jane.
"Kau sudah sarapan? Makanlah bersama kami, kebetulan hari ini menunya nasi goreng yang dibuat oleh Jane," tawar Jonathan.
"Wah, sudah lama sekali aku tidak makan masakan Jane," kata Julian seolah menjawab pertanyaan Jonathan barusan.
Jane melangkah kesal pergi ke meja makan. Pun ketika sudah disana, ia memasang wajah cemberutnya.
"Jul, sudah kupastikan ada rasa pahit di makanan ini," celetuk Jonathan.
"Kenapa?"
"Lihatlah wajah Jane." Ia menunjuk Jane dengan dagunya.
Julian tertawa. Pun dengan Jane yang menahan tawanya karena digoda oleh Jonathan. Kemudian tangan Jane beralih mengambil piring, lalu menyendokkan nasi goreng dan diberikan hanya pada Julian.
"Wow, apakah posisiku tergantikan ketika ada Julian, Jane?"
"Ambil sendiri! Aku membencimu!"
"Wah, Jul. Sepertinya restuku untuk hubungan kalian berdua harus kucabut."
Jane sontak menoleh.
Apa maksudnya itu? Apa Jonathan merestui hubungan Jane juga Julian? Kenapa?
"Oh, tentu untuk ayahku yang paling tampan, aku harus mengambilkan yang spesial."
Julian tersenyum. Sudah ada lampu hijau dari Jane sepertinya untuk kembali menerima cintanya.
Diperjalanan menuju kantor, Julian terus bercerita bagaimana Jonathan akhirnya memaafkan. Sebenarnya pria itu adalah orang yang membantu Julian untuk menjebloskan William ke penjara. Ia menyewa puluhan orang di New York untuk membantu proses itu. Ia benar-benar tak terima melihat anaknya tersakiti oleh pria brengsek itu. Saat itu Julian sadar ia tidak bisa menjaga Jane dengan baik. Namun, Jonathan pun menjadi sadar bahwa cinta Julian pada anaknya begitu besar. Sepulangnya Jane dari Indonesia, hidup Julian jadi hancur. Ia sering mabuk-mabukan, bermain dengan wanita-wanita, jarang pulang ke rumahnya, dan lain-lain. Info tersebut didapatkan dari David yang meminta nomor teleponnya ketika bertemu waktu itu.
Jane hampir saja meneteskan air mata harunya karena tindakan Jonathan. Ternyata selama ini, ia merencanakan hal baik untuk Jane dan Julian. Bicara soal kembali ke Indonesia, Jonathan lah yang meminta Julian untuk tidak memberitau. Katanya biarlah itu sebagai kejutan untuk Jane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
RomanceJane mencintai Julian. Sosok pria yang setara umurnya dengan ayahnya. Tapi, Jane juga mencintai David. Pria yang umurnya sama dengan dirinya. Kemanakah dia harus melabuhkan hatinya?