CHAPTER | 08

9.8K 417 18
                                    


Happy reading!
Typo komenin aja 🙏
.
.
.
.
.
*******

Auris sedang melamun di perpustakaan sekarang, pikirannya mulai kalut. Ia terus teringat dengan kejadian kemarin saat dirinya bermain dirumah Febby.

Bisa bisanya ia merasa sedih hanya karna harus berpisah dengan Arsen kemaren.

Flashback on

" udah jam 7 malam nih Ris Lo gak pulang , nanti dimarahin mami Lo, loh" ucap Febby.

Auris mengecek Arloji nya. Benar waktu sudah menunjukkan jam 7 malam. Bisa bisanya ia asik sekali bermain sampai lupa waktu.

"Iya deh aku pulang ya, bentar aku Telfon pak Budi dulu" Auris meraih ponselnya untuk menelfon pak Budi.

"Biar saya anter saja" Ucap Arsen tiba tiba datang.

"Nah. Iya om anterin geh" suruh Febby.

"Ng-ngga usah deh, aku minta dijemput sama pak Budi aja"

"Gak apa apa, sekalian saya juga ada urusan diluar"

"Udah Ris mau ya, sekalian juga tuh" bujuk Febby.

Auris berfikir sejenak. Lalu ia mengangguk menerima tumpangan Arsen.

Didalam perjalanan suasa cukup canggung, Auris dan Arsen sama sama diam. Tak ada yang mulai percakapan diantara mereka.

Auris terus memainkan jari jari tangan nya. Untuk melampiaskan kegugupannya.

Arsen menyadari hal itu, ia tersenyum sangat tipis sampai Auris pun tak menyadarinya.

"Gak usah tegang gitu. Anggep saja saya teman kamu" ucap Arsen.

"Mmhh. I-iya om"

" Saya kan udah bilang jangan panggil saya om"

Auris menoleh manatap wajah tegas Arsen." Terus saya harus panggil apa?" Tanya Auris polos.

"Saya lebih suka dipanggil dengan sebutan Mas" ucap Arsen sambil tersenyum menoleh kearah Auris.

Deg.

Auris langsung mengalihkan pandangannya, jantungnya berdetak kencang saat Arsen manatapnya.

"Mas?" Tanya Auris pelan.

"Iya sayang" jawab Arsen.

Auris mendelik Saat Arsen menyebutkan kata 'sayang' pikirannya seperti Deja vu, Namun??!.

"Maaf saya cuma becanda" ucap Arsem terkekeh melihat wajah bulsing Auris.

Auris terdiam ia menundukkan wajahnya karna malu.

"Sudah sampai" ucap Arsen menghentikan mobilnya.

"Te-terima kasih om- mmhh.."

"Arsen"

"Iya Terima kasih Arsen" ucap Auris tanpa melihat kearah Arsen. Arsen tersenyum lalu mengangguk.

"Selamat malam Auris" ucap Arsen. Berhasil membuat Auris kembali Salting.

"Selamat malam mas Arsen" Setelah mengatakan itu Auris Buru buru turun dan masuk ke dalam rumahnya.

Arsen tersenyum, apa tadi yang ia dengar. 'mas Arsen?' hah. Sungguh Arsen ingin sekali berteriak sekarang.

"Tunggu sebentar lagi. Aku akan membuatmu ingat siapa kita sebenarnya sayang" gumam Arsen, melihat Auris sudah lenyap dibalik pintu.

Flashback off.

Until we Meet Again | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang