CHAPTER | 14

8.3K 369 18
                                    

Happy reading!
Typo komenin aja 🙏

*****
Flashback on.

"Selamat malam tuan Arsen" sapa satpam.

"Selamat malam. Febby ada kan?"

"Ada tuan. Ada temennya juga, katanya mau nginep"

"Temen, cewe apa cowo pak?"

"Cewe Tuan"

Arsen mengangguk mengerti. Lalu ia melangkah kakinya masuk saat ingin meraih knop pintu Arsen melihat sekilas bayangan dari jendela, ia tersenyum mengetahui siapa Itu.

"Mau main main sama saya ya" gumam Arsen.

Flashback off.

Arsen meraih knop pintu lalu membukanya dan.

"Do- aaakkkkhhhmmm"

Arsen menarik tengkuk Auris memperdalam lumatannya. Yaps mereka sedang berciuman sekarang.

Tadi saat Auris ingin mengangetkan Arsen. Arsen justru menarik tangan Auris keluar dan langsung mencium nya.

"Enghh" Auris melenguh disela sela lumatan bibir Arsen. Arsen melumat bibir Auris dengan Ganas.


Auris sudah merasakan kehabisan oksigen diparu parunya. Ia memukul bahu Arsen pelan agar melepaskan ciumannya.

Arsen tersenyum dalam ciumannya lalu melepaskan lumatannya.

Cup.

Arsen mengecup bibir Auris sebelum benar benar menyudahi ciuman nya.

Auris menatap Arsen dengan tatapan tajam sembari mengatur nafasnya.

Arsen tersenyum dan membersihkan bibir Auris dengan jempolnya.

"Mau main main Hmm?" Ucap Arsen dengan senyum smrik diwajahnya.

"Iihh" Auris mendorong tubuh Arsen lalu masuk ke dalam lebih dulu.

Arsen menoleh ke belakang melihat pak satpam yang sedang menganga melihat ke arah nya.

"Emm sa-saya gak liat kok tuan" pak satpam gelagapan langsung masuk ke pos.

Arsen menggelengkan kepalanya lalu tersenyum, kemudian ia menyusul Auris kedalam.

Arsen melihat Febby yang masih tertidur dengan posisi sama. Mata Arsen mencari Auris kesekliling dan matanya berhenti saat melihat Auris sedang membuat minuman didapur.

Ia menghampiri nya dan memeluk Auris dari belakang tentu saja hal itu membuat Auris terkejut.

"Kok mas tau aku ada disini?" Tanyanya.

"Mas gak tau, cuma kalo Tante sama om lagi keluar kota. Mas bakal tidur disini buat nemenin Febby" jelasnya.

Auris hanya manggut manggut mengerti.

Until we Meet Again | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang