Mas Duda 3

17.3K 1.6K 36
                                    

Wah ... Saya senang yang baca sudah banyak apalagi liat part di atas sudah tembus 50 vote! Terima kasih dukungannya, Kakak!!!

Ah iya, kalau ada typo kasih tau ya. tolong koreksi tulisan saya. Saya masih pemula.




{SELAMAT MEMBACA}

Ini hari pertama Dira berkuliah, ia sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya meski belum sepenuhnya ia kenal dengan teman-teman sekelasnya. Namun, ia mulai nyaman, apalagi orang-orang sekitarnya baik-baik.

"Mau langsung pulang, Dir?" tanya Anin menatap Dira yang memasukan alat tulisnya kedalam tas, sekarang kuliah hari ini sudah selesai.

"Aku mau ke kafe dulu. Baru juga masuk sudah ada tugas huh ..."

"Kamu mau ngerjain makalah sekarang?" tanya Elvira.

Dira mengangguk. "Iya, kalian mau ikut gak?"

Anin dan Elvira saling bertatapan. Memang, Dira dan meraka satu kelas, itu yang membuatnya bahagia. 

"Ikut deh!"

"Ayo. Kalian naik apa?"

"Kosan kami dekat kok, kami jalan kaki."

"Aku bawa mobil, kalian ikut aku nanti aku antar pulang."

"Oke deh. Eh, sekarang kamu sudah hafal jalanan?"

Dira menggelengkan kepalanya. "Gak terlalu sih, cuma tau jalan menuju ke sini. Kalau nyasar ada google map."

"Betul sih, gak usah takut kalau nyasar," ucap Anin.

"Bunda..."

"Eh?" Dira terkejut saat anak kecil tiba-tiba memeluk kakinya. 

"Bunda..." Anak kecil laki-laki itu mendongak menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca membuat Dira gelagapan.

"Adek kecil kenapa?" Ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.

"Bunda..." ucapnya lagi.

"Nak!" Seorang pria bertubuh tinggi menghampiri mereka lalu menarik anak kecil tadi untuk menjauh dari Dira.

Dira bangun dan berdiri, kini ia sudah ada di depan pria itu. Saat Dira mengangkat wajahnya, pandangan mereka bertemu. Pria itu tiba-tiba terkejut saat melihat wajah Dira.

"Ini Bunda kan, Pa?" tanya anak kecil itu. Pria yang ia panggil papa itu terdiam, ia masih memandangi wajah Dira lekat-lekat.

Deg

Aissh ... pria ini kok natapnya gitu banget. Nanti aku salting lagi. Ganteng sih ... Eh, astagfirullah ... gak boleh naksir suami orang, dosa! Tapi dia ganteng!

Pria yang ada di depannya itu sangat tampan, wajah mulus dengan rahang tegas dilengkapi mata berwarna cokelat kehitaman dan jangan lupakan alis tebal yang membuat Dira terkagum.

"Pa."

"Astaghfirullah," ucap pria itu saat sadar bahwa terlalu lama menatap wajah Dira.

"Ini Bunda kan, Pa?"

Pria itu menatap sang anak. "Dia bukan bunda, Nak! Ayo kita kembali ke kantor Papa," ucapnya lalu langsung menggendongnya dan pergi tanpa berpamitan dengan Dira atau berkata apa-apa.

"Bunda ..." Ia berteriak sambil menangis.

"Pria tadi siapa?" tanya Dira menatap kepergian meraka.

"Pak Rayan, dosen yang banyak dikagumi mahasiswi," jawab Anin.

I love you, Mas Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang