-delapan belas.

2.6K 262 31
                                    

"TEMBAK AKU BEGO" Hyunsuk mendaratkan pukulannya di kepala bagian belakang Jihoon. Cukup keras, hingga membuat Jihoon terdiam sebentar.

Tak lama, ia bangkit, lalu berjalan meninggalkan Jihoon yang masih terdiam merutuki kebodohannya.

Tungkai kaki Hyunsuk, ia gerakkan menuju kelasnya. Moodnya sudah tidak bagus. Hyunsuk ingin pulang saja.

Jadi Hyunsuk putuskan untuk masuk ke dalam ruang kelas untuk mengambil tasnya, kemudian membalikkan badannya 180 derajat untuk pulang menuju kosnya.

Hyunsuk tidak pernah merasa sekesal ini pada seseorang, hanya Jihoon. Tidak henti ia gumamkan kalimat 'bodoh, tolol' dan sejenisnya yang ia tujukan hanya untuk Jihoon.

Sapaan dari beberapa teman ia hiraukan. Hatinya sedang kacau, tidak ingin sekadar bertegur sapa dengan siapapun. Suara Jihoon juga terdengar tak lama Hyunsuk keluar dari ruang kelasnya. Sepertinya Jihoon tengah mengejarnya, tapi Hyunsuk tidak peduli. Hyunsuk ingin pulang.

"suk"

Hyunsuk berusaha berjalan dengan lebih cepat. Setengah berlari untuk mencapai halte yang berada tak jauh dari gedung kuliahnya hari ini. Tapi Hyunsuk masih belum secepat itu, karena beberapa saat kemudian, ia merasakan sebuah tangan tengah menahan gerakan tubuhnya.

Hyunsuk mengerang kesal. Jihoon berhasil menangkap Hyunsuk.

Lelaki dengan tubuh lebih kecil itu berbalik, menatap Jihoon dengan tatapan kesal. Jihoon tidak mengatakan apapun, malah sibuk mengatur nafasnya.

"lepas gak?"

Jihoon menegakkan tubuhnya. Sekali lagi menghela nafas pelan.

"mau pulang?"

"lepas"

"aku anterin ya?"

"gak mau"

Jihoon tak peduli. Kini tangannya mulai menarik tubuh Hyunsuk dengan lembut. Berjalan ke arah parkiran tempat ia memarkirkan motornya.

Hyunsuk tidak berontak. Dengan mengejutkan, ia malah mengikuti Jihoon tanpa omelan sedikit pun dan tanpa paksaan apapun.





"udah sana pulang"

Wajah Hyunsuk masih belum berubah sedikit pun. Masih menatap Jihoon dengan tajam dan bibir yang bergerak maju.

"mau ngomong sebentar"

"gak. Aku capek"

"bentar aja ya?"

"aku mau tidur"

"bentar aja, lima belas menit?"

Hyunsuk kembali menatap Jihoon tajam. Tiga detik kemudian, berbalik meninggalkan Jihoon, secara tidak langsung mengiyakan permintaan Jihoon.

Dengan cepat Jihoon memasukkan motornya ke dalam parkiran kos. Mematikan mesin motor lalu berlari menyusul Hyunsuk.

Keduanya kini sudah duduk di dalam kos Hyunsuk.

Hyunsuk masih belum mau memulai pembicaraan. Membiarkan Jihoon melakukan yang ingin ia lakukan.

Tapi Jihoon malah diam, memperhatikan Hyunsuk yang kini sibuk membereskan meja belajarnya.

"Suk"

Hyunsuk tidak bergeming.

"sini dulu, duduk. Sebentar aja"

Hyunsuk lagi-lagi memberikan tatapan tajamnya. Sudah kesekian kali. Mungkin menurut Hyunsuk, Jihoon akan takut. Padahal tidak sama sekali.

"bentar aja"

Hyunsuk mengalah, akhirnya berjalan dan duduk di depan Jihoon yang kini tengah duduk di ranjangnya.

"apa?"

"jangan marah-marah terus"

"Kamu ngeselin, kamu tau gak?"

"iya tau"

"yaudah mau ngomong apa?"

"Hyunsuk mau jadi pacar aku?"

Hyunsuk ingin tersenyum, sangat. Tapi ia harus menahannya, setidaknya sampai lima menit ke depan. Jadi, Hyunsuk putuskan untuk tetap memberikan tatapan tajam pada Jihoon.

"kamu nembak aku gara-gara aku suruh kan?"

Jihoon bingung, tangannya menggaruk kepala yang tidak terasa gatal. Jujur saja, jawaban untuk pertanyaan Hyunsuk adalah setengah iya dan setengah tidak.

Maksudnya, Jihoon ingin menjadikan Hyunsuk pacarnya, Jihoon memang ingin menyatakan perasaannya, tapi belum terpikir kapan akan melakukannya. Tapi, Jihoon melakukannya sekarang, setelah tadi kepalanya di pukul Hyunsuk dan di teriaki Hyunsuk untuk segera menembaknya.

Jadi Jihoon harus jawab apa?

"jawab"

Jihoon menghela nafasnya pelan.

"aku sayang kamu, Hyunsuk"

Pipi Hyunsuk memerah. Senyumnya ingin sekali terkembang sekarang, tapi berusaha mati-matian untuk ditahannya.

"jadi aku mau kamu jadi pacar aku"

"kenapa gak dari kemarin-kemarin?"

Jihoon bingung lagi.

"jawab yang cepet dong, udah aku bilang aku mau tidur"

"hmm"

"buruan" Jihoon masih diam. Hyunsuk sebal sekali. "kemarin-kemarin kamu gak sayang aku?"

"sayang"

"terus?"

"Hyunsuk jangan galak-galak"

Ya Tuhan, Hyunsuk ingin sekali menggigit pipi Jihoon sekarang.

"ya jawab makanya"

"bingung"

"ish. Yaudah sana pulang"

"kamu belum jawab"

"apa?"

"mau jadi pacarku?"

"iya"





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-star. ; HoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang