Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
"yaudah, ayo pacaran, Suk"
.
.
Hyunsuk menganggukkan kepalanya dengan sangat ribut. Senyum lebar menyungging di bibirnya. Pipinya memerah. Hyunsuk terlihat sangat senang.
"AYO, HOON"
Jihoon tertawa melihat ekspresi yang ditunjukkan Hyunsuk. Mata Hyunsuk menghilang karena senyum lebarnya.
"tapi bohong"
Dua kata yang Jihoon ucapkan selanjutnya sangat sukses membuat senyum Hyunsuk luntur.
Hyunsuk berdeham, mencoba menghilangkan rasa ingin menangis yang mendominasi tiba-tiba.
Hyunsuk tidak tahu harus melakukan apa di situasi seperti ini. Lidahnya kelu, tangannya tiba-tiba tidak bisa bergerak, padahal lauk yang Hyunsuk beli tadi belum sepenuhnya ia tuang ke dalam mangkuk.
"suk"
"hm" Hyunsuk hanya bisa menjawab dengan gumaman. Matanya melihat wajah tengil yang sedang Jihoon tampilkan.
Rasanya, Hyunsuk ingin meneriaki Jihoon.
"lo gapapa?"
"hm"
"kenapa sih hm doang?"
"gapapa, Hoon. Kamu pulang jam berapa, Hoon?"
Kening Jihoon mengerut. Hyunsuk sedang mengusirnya?
"lo ngusir, Suk?"
"engga" Hyunsuk terdiam sebentar. Suaranya sudah berubah, seperti orang yang ingin menangis. Hyunsuk menghela nafas pelan. "aku cuma tanya, Hoon"
"ntar malem ya? Masih mau disini, males balik ke kos"
"hm"
Hyunsuk akhirnya menggerakkan tangannya untuk menuang ikan gulai yang di belinya ke dalam mangkuk, sambil bersusah payah menahan air matanya yang sudah ingin keluar dari tempat persembunyiannya.
Kenapa Jihoon jahat?
Jihoon cuma main-main ya?
Kenapa harus ke aku?
Padahal aku beneran suka sama Jihoon
Dan masih banyak lagi kata-kata tentang Jihoon yang sekarang bersarang dalam kepala Hyunsuk.
Hyunsuk ingin bertanya langsung, tapi juga enggan, takut menangis saat kalimat yang ingin ia tanyakan belum sepenuhnya terucap.
Hyunsuk melihat Jihoon yang sedang fokus pada ponselnya. Tidak terlalu menghiraukan efek dari dua kata yang ia ucapkan pada Hyunsuk sebelumnya.
Melihat itu, tiba-tiba membuat Hyunsuk ingin memaki Jihoon.
Hyunsuk ingin berteriak. Ingin marah, tapi terlalu takut untuk melakukannya. Jadi hanya ucapan lembut yang tiba-tiba keluar dari bibirnya.
"Jihoon"
Jihoon mengalihkan pandangannya dari ponsel di genggamannya ketika Hyunsuk memanggil namanya. Jihoon menatap lekat pada Hyunsuk yang malah menundukkan kepalanya.
"kenapa, Suk"
Terdengar helaan nafas pelan dari Hyunsuk. Membuat Jihoon mengerutkan keningnya.
"Suk"
Hyunsuk akhirnya menaikkan kepalanya menghadap Jihoon. Wajahnya hanya menampilkan ekspresi datar, tapi Jihoon tahu ada yang salah dengan Hyunsuk.
"kenapa?"
"Jihoon, selesai aja ya?"
Kening Jihoon terlipat semakin dalam, tidak mengerti sedikit pun kalimat yang Hyunsuk ucapkan.
"hah? selesai apa?"
"Kalo Jihoon emang cuma main-main udahan aja, aku capek"
Jihoon benar-benar tidak diberi kesempatan untuk berbicara oleh Hyunsuk.
"Kalo emang gak suka bilang aja, Hoon, jadi aku bisa coba buat hilangin rasa suka aku ke Jihoon"
"Suk"
"jangan baik-baikin aku lagi ya, Hoon"
"Hyunsuk"
"jangan bersikap kayak kamu suka aku, aku udah capek"
"tapi gue suka lo, Suk"
"iya, makasih. tapi udah ya" Hyunsuk menghela nafas, kali ini helaan nafasnya terdengar cukup kasar. "kalo mau pulang, langsung pulang aja ya, Hoon. Aku capek, mau tidur"
Hyunsuk meninggalkan Jihoon yang masih terduduk dengan bingung, menuju ranjangnya dan merebahkan dirinya disana. Hyunsuk akhirnya menangis, dalam diam.
•
•
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.