"Ani~" Adelyn menggeleng seraya merobek lembaran bukunya, lalu mengepalnya dan membuangnya.
"Ah, ini sangat aneh. Eotteokkkeee~" Untuk yang kesekian kali, Adelyn merobek kertas dan membuat gumpalan, lalu membuang asal gumpalan tersebut di lantai kamarnya.
Adelyn tidak bisa menulis puisi untuk tugas sekolahnya. Kepalanya sungguh tak bisa berfikir, masih saja ia teringat kejadian siang tadi.
"Apa ini,"
Suara itu membuat pergerakan Adelyn terhenti. Ia lantas memutar tubuhnya kebelakang dengan cepat.
Di ambang pintu kamarnya, orang yang menjadi sebab dirinya seperti ini, tengah bersandar di kusen pintu dengan bersedekap dada. Menonton dirinya yang sedang membuat lautan sampah.
"Omo," Adelyn, berseru lirih atas keterkejutannya, dan bergegas memunguti gumpalan kertas yang berserakan di lantai.
"Maaf, tidak sadar membuat berantakan." ujar Adelyn, tak mau menatap wajah Taeyong.
"Ck,"
Adelyn meringis mendengar decakan laki-laki itu.
"Ada apa denganmu?" Taeyong bertanya, tanpa bergerak dari posisinya.
Adelyn berkedi gugup dan memasukkan gumpalan kertas ke dalam tong sampah dengan cepat.
"Aniyo,"
Taeyong tahu, ada sesuatu yang aneh pada bocah ini. Dari yang menitipkan hadiahnya pada Doyoung sampai membuat kamarnya berantakan, padahal dia selalu menjaga kebersihan kamarnya dengan baik tanpa mengandalkan para pelayan.
"Aku tidak menerima hadiah yang di titipkan," ujar laki-laki itu, datar seperti biasanya.
Adelyn menatapnya dengan mulut setengah terbuka. "Ke-kenapa? Bukankah sama saja?" ucapnya, sedikit gagap.
"Kau tahu etika kan?"
"A-apa?" Adelyn membeo.
"Setidaknya berikan dengan benar."
Adelyn menyembunyikan dua tangannya yang saling meremas di belakang tubuhnya, pandangannya menunduk, menatap pada kakinya yang terbungkus sandal rumah.
"A-aku lupa kalau tiba-tiba ada les, jadi aku titipkan pada Doy Oppa saja." Adelyn beralasan.
Laki-laki itu tidak langsung membalas, hanya memandangi
bocah cilik itu yang tengah berusaha untuk berbohong.Wajah lugunya itu sangat tidak pandai berbohong.
"Lagi pula pemberianku tidak begitu penting, kan?" Adelyn menambahi, dengan tawa yang terkesan dibuat-buat.
Taeyong mengendik tak acuh, "yah, benar juga, sih." jawabannya sukses membuat hati gadis cilik itu terasa nyeri.
Kekehan laki-laki itu membuat Adelyn mendongak bingung.
"Aku jadi ingin mengejek melihat wajahmu kusutmu itu."
Cih, apa-apaan.
Adelyn mengerutkan bibirnya, pandangan ia alihkan ke arah lain. Malas melihat wajah menyebalkan itu yang meledeknya.
"Oh, jadi sekarang sudah terang-terangan melawanku?"
"Aniyo," Adelyn menggeleng ——masih tak mau menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE [LEE TAEYONG]
FanfictionAdelyn tiba-tiba menjadi bagian dari keluarga Lee yang kaya raya. #latar Korea #Start 11 Juli 2022